PARIAMAN, METRO – Narapidana di Lapas Kelas II B Pariaman menjadi penghafal Alquran dalam program keagamaan lapas yang bekerjasama dengan Kemenag Kota Pariaman. Hampir seluruh narapidana ikuti program tersebut. Dengan menghafal Al-Qur’an atau menjadi Hafiz narapidana bisa dapat remisi.
Yanfahmi Zuher napi yang hafal sebanyak 4 juz tersebut mengatakan selama dalam lapas dia terus menghafal Alqur’an.
“ Saya hafal 4 juz mulai dari Juz Amma, juz 1 sampai 3. Biasanya saya menghafalnya setelah shalat tahajud dan mengulangi setiap shalat lima waktu,” ungkapnya. Kamis (26/9).
Zuher yang warga binaan dan sedang menjalani hukuman 5 tahun itu mengatakan, setiap harinya di lapas, dia menghafal satu hari satu halaman Al-Qur’an. “Target saya satu hari hafal satu halaman Quran, “ ujarnya
Tidak hanya Zuher, salah satu napi kasus narkoba yang dihukum 9 tahun bernama Yanuar (35) juga mengatakan perihal yang sama. Ia mengatakan, selama menjalani program agama di lapas itu dirinya tidak lagi kecanduan dengan narkoba.
“Bahkan saya tidak lagi merokok. Apalagi narkoba, saya tidak kecanduan lagi dan telah berhenti secara total,” jelasnya.
Dengan adanya program keagamaan itu dia merasa tercerahkan batinnya dan bisa menuju ke arah lebih baik lagi.
“Ya, semenjak ikut program-program keagamaan saya sudah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sekarang saya menghafal 5 surat. Motivasinya juga untuk mendapatkan remisi selain mendapat ridho dari Allah,” kata Yanuar.
Sementara itu, Herman LG, Kepala Seksi Binadik dan Giatja Lapas Kelas llB Pariaman menjelaskan, program keagamaan selain untuk mendidik narapidana juga untuk motivasi untuk mendapatkan remisi.
“Sudah 4 orang Narapidana yang kami ajukan untuk mendapatkan remisi. Mereka yang 4 itu sudah menjadi penghafal Qur’an,” sebut Herman.
Dia mengatakan, untuk tahap awal, memang sulit mengajak napi ke arah agama. Namun, berjalannya waktu hampir semua napi ikut dan senang dengan program keagamaan.
“Contohnya salah satu napi kasus narkoba bernama Kencur. Dia merupakan kepala napi yang disegani, pasalnya Kencur terkenal dengan ‘bagaknya’ nya. Setiap napi yang baru tunduk dan takut, lantaran si Kencur tak segan-segan menggertak dan mengajak napi lainnya berkelahi,” jelas Herman.
Namun saat ini, kencur telah tenang dan menjadi orang yang ramah. Tato disekujur tubuhnya tak lagi menandai dia arogan.
“Dia sekarang ikut program hafiz juga, sudah taat shalat dan mengaji. Bahkan kami salut atas perubahan yang terjadi pada dirinya,” tutupnya. (z)