PDG.PARIAMAN, METRO -Tragis dan sungguh memiriskan sekali. Penyakit HIV AIDS di Kabupaten Padangpariaman hingga kini terus meningkat. Penyakit ini disebabkan makin maraknya LBGT serta perilaku seksual menyimpang saat ini.
“Sampai 2019 penderita kasus HIV AIDS terus meningkat di Padangpariaman. Kenapa tidak lihat saja tahun 2017 terjadi 28 kasus, tahun 2018 terjadi 43 kasus sampai Juni 2019 sudah mencapai 41 kasus. Kondisi demikian terjadi peningkatan yang signifikan. Makanya, kita perlu menggelar sosialisasi tentang bahaya LGBT dan sek menyimpang lainnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman Yutiardi Rivai usai acara sosialisasi HIV Aids di Nagari Koto Dalam Barat, kemarin.
Yutiardi Rivai didampingi NS. Nelli Guswita stafnya di Dinas Kesehatan menyatakan, untuk menahan lajunya perkembangan kasus tersebut dinas sosial dan dinas kesehatan sosiatelah melakukan sosialisasi di sekolah – sekolah dan nagari-nagari. Selain itu juga dengan membentuk kelompok – kelompok warga peduli HIV AIDS. Juga pembentukan sahabat peduli orang dengan HIV untuk membekali anak sekolah tentang HIV AIDS tersebut.
Sementara di pihak lain juga ada kerja sama dengan kepolisian dan dinas-dinas lain. Makanya, Dinas Kesehatan Padangparaiman juga berharap nagari dan semua elemen di nagari berperan aktif mengatasi hal ini, seperti yang dilakukan Nagari Koto Dalam Barat ini.
Penegakan agama dan adat merupakan hal yang paling ampuh untuk membantu gerakan ini. Tentu saja peran semua lapisan masyarakat lah yang sangat diharapkan.
Katanya, banyaknya kasus HIV AIDS di wilayah kerja Padangpariaman mendasarinya untuk melakukan sosialisasi ini, dengan harapan masyarakat mengetahui dengan penyakit tersebut dan cara pencegahannya,selain HIV AIDS kami juga mensosialisasikan penyakit penular lainnya.
“Kita apresiasi kepada Wali Nagari Koto Dalam Barat yang telah memasilitasi kegiatan ini serta menghadirkan masyarakat yang cukup banyak. Selanjutnya kita akan mengaaet nagari–nagari lain untuk bisa melaksanakan kegiatan yang sama. Ssehingga Padang Sago bebas dari penyakit menular,” tandasnya. (efa)


















