PARIAMAN, METRO – Pelaksanaan hoyak tabuik sampai saat ini telah hampir selesai. Bahkan prosesinya telah sampai ke maarak jari-jari yang merupakan pengumpamaan jasad cucu Nabi Muhammad SAW yang dibunuh secara keji oleh pasukan tentara Raja Yazid Bin Muawiyah pada perang Karbala.
Setelah itu dilakukan maarak saroban. Namun, prosesi maarak jari-jari yaitu proses meminta sumbangan kepada masyarakat. Prosesi Maradai juga memiliki makna bahwa kegiatan ini perlu juga melibatkan peran serta masyarakat luas untuk memberikan sumbangan.
Semua itu dilakukan demi terselenggaranya pesta budaya tabuik yang menelan banyak biaya ini. Setelah prosesi Maradai ini selesai, kegiatan maarak jari-jari dilanjutkan dengan prosesi basalisiah antara Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.
Basalisiah atau pertemuan kedua belah pihak di Simpang Tabuik sudah merupakan tradisi dari dulunya dan di lakukan dengan cara saling lempar dan saling serang di persimpangan. Tetapi setelah acara usai mereka seperti biasa lagi tanpa menyimpan rasa dendam antara satu dengan yang lainnya karena budaya tabuik hanya sekedar agenda tahunan pariwisata dan bukan ajang kriminal.
Wali Kota Pariaman Genius Umar menyatakan tahun ini tabuik sudah mengarah menjadi tabuik pariwisata yang digelar setiap tahunnya. Sehingga ivent budaya seperti ini setiap tahunnya orang ramai datang untuk menyaksikan pesta budaya tabuik ini.
“Tabuik adalah salah satu ivent yang mempunyai daya tarik yang kuat di Kota Pariaman yang selalu di tunggu-tunggu masyarakat dan wisatawan setiap tahunnya,” ujarnya.
Kemudian lagi katanya, tabuik ini juga sudah menjadi heritage (budaya) Nasional dan juga sudah di usulkan ke Unesco untuk dijadikan sebagai Heritage Internasional, sehingga nanti banyak dikunjungi oleh wisatawan ke Kota Pariaman.
Genius Umar mengimbau kepada masyarakat Kota Pariaman, untuk menghindari perselihan yang bisa merugikan kedua belah pihak, karena tabuik pasa dan tabuik subarang adalah bersaudara.
“Mari kita tunjukan bahwa tabuik ini adalah budaya kita dan seharusnya sama-sama kita pertahankan, dan mari sama-sama kita jaga keamanan dan ketertiban demi kelancaran acara ini,” ujarnya.
Dalam maarah saroban, Walikota Pariaman Genius Umar juga hadir di lokasi.
“Peristiwa Maarak Saroban bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat akan halnya penutupan kepala ( sorban ) Husein yang terbunuh dalam perang karbala,” ujarnya.
Tabuik menjadi ciri khas masyarakat Kota Pariaman. Diwaktu acara Tabuik inilah antara masyarakat dan pemerintah, antara urang tuo dan urang mudo menyatu bersama-sama. “Mari kita bangun Kota Pariaman dengan semangat Tabuik dan tetap menjaga keamanan dan ketertiban,” tegasnya.
Hampir serupa dengan peristiwa maarak jari-jari bahwa kegiatan ini juga diiringi dengan bunyi gendang tasa sambil sorak Sorai. Dengan rangkaian sebelumnya telah dilakukan prosesi maambiak tanah, prosesi manabang batang pisang dan prosesi maarak jari-jari.
Dimana prosesi Maarak Saroban dilaksanakan pada malam hari tepatnya setelah shalat maghrib, tidak jarang pada saat arak- arakan terjadi perselisihan antara anak tabuik pasa dengan anak anak tabuik subarang.
Prosesi ini memiliki makna mendorong semangat membela kebenaran, pesan yang d sampaikan adalah agar menggunakan logika rasional dalam bertindak.
Prosesi Maarak Saroban merupakan prosesi terakhir antara Tabuik Subarang dan Tabuik Pasa dalam basalisiah sebelum hari puncak tabuik dibuang ke laut.
Kapolres Kota Pariaman, AKBP Andry Kurniawan juga menghimbau kepada anak tabuik subarang dan anak tabuik pasa serta masyarakat Kota Pariaman semua ikut berpesta pada malam ini tetap menjaga keamanan dan ketertiban untuk kesuksesan pesta rakyat ini. (efa)