BUKITTINGGI, METRO – Diduga karena kesalahpahaman, dua anggota Indonesian Lancer Community (ILC) Bukittinggi terluka dan babak belur, Jumat (6/9) sekitar pukul 20.00 WIB. Febri (28) dan Nanda (27) diduga dikeroyok sejumlah debt collector (penagih utang) di depan Swalayan Niagara Bangkaweh, Agam. Korban mengalami luka tusuk pada bagian pinggang dan luka memar di wajah.
Dari informasi yang diterima koran ini, kejadian bermula saat salah seorang anggota ILC dihampiri oleh sejumlah debt collector yang hendak mengambil atau menarik mobil yang diduga masih ada tunggakan di salah satu perusahaan leasing yang beroperasi di Bukittinggi. Pengeroyok juga sempat memecah kaca mobil anggota ILC.
Melihat kejadian itu, Ketua ILC Bukittinggi Vino mencoba melakukan mediasi dengan Polres Bukittinggi untuk perdamaian. Apalagi, mobil yang dimiliki anggota ILC sudah lunas dengan surat-surat mobil lengkap.
“Kejadian berawal dari siang hari Jumat. Beberapa debt collector ingin mengambil paksa kendaraan angota ILC yang menjadi korban. Tentu saja dia tidak terima, karena mobil sudah dibeli secara resmi. Tak ingin ribut-ribut, kami bersama-sama ke Polres Bukittinggi,” kata Vino.
Selanjutnya, sebutnya, dalam perdamaian di Polres Bukittinggi seorang penagih utang diduga merekam atau memideokannya.
“Dengan rekaman tersebut anggota ILC Bukittinggi ingin klarifikasi kepada seorang debt collector berinisial I. Kebetulan dia kos di depan Sekretariat ILC Bukittinggi. Anggota ILC mendatangi kos dengan niat bertanya baik-baik,” ungkapnya.
Setelah itu, sebutnya, I terlihat sedang mengemudi mobil arah ke Padang Luar lalu dikejar oleh anggota ILC, Febri dan Nanda. Mereka ingin mengajak ngopi-ngopi atau berdialog bersama di Sekretariat ILC Bukittinggi.
“Dengan tidak sengaja ternyata Febri dan Nanda berhenti dimana biasanya tempat berkumpulnya para debt collector. Febri dan Nanda dihadang dan disana langsung dikeroyok hingga Febri mengalami luka tusuk pisau di bagian pinggang dan Nanda mengalami lebam pada wajah,” ujarnya.
Saat ini Pihak ILC Bukittinggi yang diketuai Fino sudah membuat laporan polisi ke Polres Bukittinggi untuk kasus penganiyaan dan kekerasan yang terjadi kepada anggota ILC Bukittinggi. Saat ini masih dimintai keterangan saksi-saksi.
Hingga tadi malam, pihak Polres Bukittinggi belum mau dimintai komentarnya terkait peristiwa ini. KBO Reskrim Polres Bukittingi AKP Anidar mengaku laporan masih diproses. “Saya belum bisa bicara banyak, karena proses laporan masih berlangsung. Mungkin Senin langsung ke Kapolres saja,” sebutnya.
Sementara ketika dikonfirmasi kepada sebuah perusahaan leasing dengan inisial BB, yang diduga tempat pelaku bekerja, belum juga didapat jawaban. Pria yang bernama Nofri lewat telepon pada awalnya mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut. Karena dirinya hendak menuju ke Kota Padang.
“Setelah saya tahu kejadian tersebut, saya langsung ke Bukittinggi. Dan hari Senin kami akan melakukan pertemuan di Polres Bukittinggi. Mungkin bisa Senin saja untuk meliput di Polres,” jelasnya. (u)