Salah satu dari tiga unit mobil yang kacanya dipecahkan pelaku pencurian dalam satu hari di Kota Bukittinggi.
BUKITTINGGI, METRO–Pencurian dengan cara memecahkan kaca mobil mengganas di Bukittinggi. Sepanjang Kamis (21/1) tiga mobil menjadi sasaran, uang tunai dan beberapa barang yang disimpan di dalam mobil, raib.
Kejadian pertama dialami pemilik mobil Kijang LSX BA 1971 QS, Edrison (44), distributor dari Padang dan datang ke Bukittinggi, sekitar pukul 08.30 WIB. Sebelum menemui konsumennya, Edrison bersama beberapa rekannya memutuskan untuk sarapan di warung dan memarkirkan mobil di pekarangan Toko M Shoes, Tarok Dipo, Bukittinggi. Karena lokasi tempat makan dan mobil cukup dekat, Edrison dan beberapa orang rekannya meninggalkan tas di dalam mobil.
Baru sekitar lima menit berada di warung, tiba-tiba alarm mobil berbunyi. Erdison bersama temannya kaget dan langsung menuju ke arah mobil. Terlihat jelas, seseorang mengambil tas dari dalam mobil.
”Kami berusaha mengejar. Pelaku berjumlah dua orang dan kabur ke arah Tangah Jua,” ungkap Edrison, saat melapor. Korban mengaku dari tiga buah tas di dalam mobil itu hanya satu tas milik Cici Juliarni yang diambil berisi dompet, uang tunai Rp6,9 juta, tablet dan dua HP dengan total kerugian sekitar Rp10 juta.
Belum selesai polisi melakukan pemeriksaan pada kasus pertama, sekitar pukul 12.00 WIB, datang lagi korban pengupakan ke Mapolres Bukittinggi. Afrimel, warga Halaban, mengaku mobil Avanza BA 1284 PM dipecah orang tak dikenal.
Kejadian bermula ketika ia memarkir mobil di parkiran Salsabilla Cafe. Korban bersama keluarganya pergi berobat ke Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi. Sekitar pukul 12.00 WIB, ketika korban pulang, ternyata kaca tengah sebelah kiri sudah pecah, sering dengan raibnya tas yang berisi baju dan buku tabungan.
Tidak hanya sampai di sana, masih pada hari yang sama, sekitar pukul 14.15 WIB di halaman Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (BP2PM), kejadian serupa dialami Yandri, warga Padangpanjang. Mobil Avanza BA 447 KH dipecah. Tas berisi uang tunai sebesar Rp96 juta.
Diceritakan korban, dia baru mengambil uang dari Bank Nagari untuk membangun rumah dan dipindahkan ke BNI. Tapi, karena antrean terlalu panjang di bank itu, dia memutuskan datang ke BP2PM untuk mengurus perizinan. Baru bebeapa menit di dalam kantor tersebut, tiba-tiba seorang karyawan kantor itu masuk ke dalam kantor memberitahu kalau ada orang yang mengambil tas dari dalam mobil.
”Menurut saksi, ada dua orang pelaku. Satu orang menunggu di atas motor dan langsung kabur,” ungkap Yandri.
Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Joko Hendro Lesmono SIK menjelaskan, jajaran Satreskrim masih menyelidiki pelaku pencurian dengan cara pemecahan kaca mobil di tiga lokasi berbeda. Belum bisa dipastikan kalau tiga kasus pencurian ini adalah pelaku yang sama atau satu komplotan yang sudah sudah merencanakan aksi pencurian tersebut.
Terpisah, Kapolres Bukittinggi AKBP Tri Wahyudi menyebut, kuat dugaan kasus pencurian di tiga lokasi berbeda dilakukan oleh pelaku yang sama. Hasil penyelidikan dan pengejaran yang dilakukan, polisi menemukan tas yang diambil pelaku di halaman kantor Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal. Tas itu dibuang di tepi jalan Baso, Kabupaten Agam.
“Para pelaku masih diburu. Kami menduga pelaku orang yang sama. Jajaran kepolisian juga tetap mengimbau masyarakat untuk tidak meninggalkan barang berharga dalam mobil. Jika membawa atau mengambil uang tunai dalam jumlah banyak di bank, jangan segan-segan meminta bantuan polisi,” imbau Kapolres. (wan)