JATI, METRO – Hingga kini pengidap tuberkulosis (TB) masih sangat tinggi di Sumbar, salah satu penyebab masih tinggi TB, karena termasuk dalam kategori penyakit menular. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Sumbar tercatat ada sekitar 4.980 penderita hingga Agustus 2019. Jumlah penderita terbanyak berasal dari Kota Padang.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday mengatakan, data dari Dinas Kesehatan Sumbar hingga 16 Agustus 2019, ditemukan 4.980 kasus penyakit tuberkulosis di Sumbar. Kota Padang paling banyak di temukan TB sebanyak 1.116 orang, kemudian diikuti Kabupaten Pesisir Selatan 535 kasus, dan Padangpariaman 406 kasus.
Kemudian, Pasaman Barat 374 kasus, Agam 367 kasus, Dharmasraya dan Pasaman sama-sama 248 kasus, Tanahdatar 221 kasus, Limapuluh Kota 220 kasus, Solok 212 kasus, Bukittinggi 189 kasus, Sijunjung 164 kasus, Mentawai 139 kasus, Kota Solok 115 kasus, Pariaman 86 kasus, Padang Panjang 84 kasus dan Sawahlunto 47 kasus.
“Data itu dari kasus yang diobati. Tingkat deteksi kasus hanya 22 persen dari target 65 persen,” kata Merry Yuliesday, kemarin.
Petugas kesehatan-kesehatan di Sumbar terus rutin memeriksa. Dari hasil pemeriksaan tersebut terungkap jumlah pasien Sumbar terdeteksi tinggi. Menurut dia, jika hal yang sama dilakukan di daerah lain yang diperiksa secara intensif maka akan nampak juga tingginya.
Karena tingginya angka tuberkulosis, Dinas Kesehatan Sumbar terus mendorong dokter spesialis paru untuk menghentikan tuberkulosis. Tak hanya menyasar penderita, para dokter juga didorong supaya dapat melakukan pencegahan penularan TB di masyarakat. Karena, ada yang tidak tahu gejala, namun sudah terinfeksi TB.
“Ini juga harus menjadi sasaran diobati supaya tidak berkembang penyakitnya,” imbuh Merry.
Dijelaskan, banyak penderita Tuberkulosis yang awal-awalnya tidak terlihat. Namun baru terlihat ia mengidap penyakit ketika daya tahan tubuh melemah. Sehingga, dengan tingginya angka TB di Sumbar, maka dokter-dokter harus melakukan langkah khusus.
“Langkah tersebut bukan hanya pengobatan, namun juga harus ada pencegahan kepada orang-orang yang berpotensi terkena TB. Termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” ulas Merry.
Merry Yuliesday menjelaskan, perlu diketahui masyarakat bahwa ada beberapa tanda pasien Tuberkulosis ini, mulai dari batuk berdahak selama dua minggu ditambah dengan beberapa gejala lain seperti sesak nafas, lemah, lesu, nafsu makan menurun, berat badan menurun, nyeri dada, dan demam.
“Serta berkeringat malam tanpa melakukan aktivitas, kadang-kadang batuk berdarah,” jelasnya.
Merry juga menjelaskan, tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium. Sebagian besar kuman ini memang menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai bagian tubuh lainnya yang dikenal dengan TB paru-paru, TB otak, TB tulang, TB usus, dan anggota tubuh lainnya.
Dari penderita TB, kata Merry, maka dapat disebarkan melalui udara, batuk, flu dan pilek penderita TB, bersin, dengan cipratan sedikit ludah pun dari penderita TB bisa terkena virus tersebut. Bahkan pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan berbagai macam obat. (mil)