Di SPBU Khatib, tak Ada Line Pompa untuk Motor
KHATIB, METRO – Pengguna kendaraan, baik roda empat dan dua, mulai mengeluhkan sulitnya mencari bahan bakar berjenis premium di sejumlah SPBU di Kota Padang. Antrean kendaraan bahkan sudah mengular ke jalan, sejak Rabu (28/8) malam hingga kemarin.
Seperti di SPBU Ganting-Jalan Adinegoro, SPBU Aiatawa. Bahkan, di SPBU Khatib Sulaiman, Jumat (30/8), BBM jenis premium kosong. Premium makin sulit diperoleh.
Dari informasi yang diperoleh POSMETRO, kesulitan premium yang dirasakan beberapa hari ini disebabkan karena petugas SPBU sengaja menonaktifkan mesin pompa khusus premium untuk kendaraan roda dua.
Kesulitan premium itu terungkap dari cuitan Dian Anugrah. Dia pada akun facebook resminya, menulis keluhan secara tidak langsung mengenai sulitnya mendapatkan BBM jenis premium di SPBU Khatib Sulaiman.
“Tadi sekitar pukul 18.45 Uda membeli Bensin di SPBU Pertamina yang berada di jalan Khatib Sulaiman di sebelah Dealer Nissan. Antrelah kami dengan para penunggang kendaraan roda dua ini menanti giliran tiba, namun ada yang janggal, Premium ditiadakan untuk motor di SPBU ini. Yang ada hanyalah Pertalite. Rasanya di SPBU lain tidak seperti in,” tulis Dian Anugrah.
Masih tulis Dian Anugrah, “Dilihat ke antrean mobil, ternyata Premium ada dan bukan habis tapi hanya disediakan untuk mobil saja. Namun, motor tidak ada disediakan Premium di sana. Secara diam-diam pekerja di sana bilang, sudah 3 bulan tidak diaktifkan mesin pompa khusus Premium untuk motor dan hanya mobil saja yang ada di line mesin pompa premium, yang mana motor tidak boleh ikut antre di sana”.
Atas kejadian itu, Dian Anugrah memohon perpanjangan tangan kepada insan pers untuk menginformasikan terkait persoalan kesulitan jenis Premium. Dian Anugrah pun menandai sejumlah pimpinan redaksi di media cetak.
Keluhan yang diposting ke facebook itu mengundang beragam komentar dari koleganya. Awalnya, akun Facebook dengan nama Fitria Rosadi memberikan komentar seputar kebenaran sulitnya mendapatkan premium. Kontan, sejumlah teman Dian Angurah beramai-ramai bersuara.
Cece Madu Hutan lantas menulis di kolom komentar Dian Anugrah.
“Bbrp SPBU memang kayak gitu bang.” tulis Cece.
Teman Dian Anugrah lainnya yakni, Ambo Ibd seolah mencoba membuat suasana mencair.
“Dalam dunia kuliner, premium itu level paling atas. Cuma sebagian orang yang sanggup menjangkaunya.” tulis Ambo Ibd dalam kolom kometar Dian Anugrah.
Saat dikonfirmasi kasus ini ke SPBU Khatib, ternyata hal itu dibenarkan oleh Pengawas SPBU Khatib Sulaiman Zulfen. Ia mengaku, premium memang ditiadakan untuk pengendara sepeda motor. Hal itu disebabkan karena masih ada perbaikan terhadap mesin premium di tempat antrean sepeda motor.
“Alatnya sampai sekarang belum datang,” tukas Sulaiman Zulfen, Jumat (30/8).
Sementara itu, Ketua Hiswana Migas Sumbar Ridwan Hosen, saat dihubungi POSMETRO, menjelaskan hal berbeda. Menurut dia, saat ini ketersediaan premium memang dibatasi. Bahkan, premium tidak cocok untuk sepeda motor keluaran terbaru.
“Premium adalah model lama, lebih bagus untuk sepeda motor menggunakan pertamax atau pertalite, agar sepeda motor lebih bagus dan irit,” jelasnya.
Sedangkan, untuk kasus SPBU Khatib, menurut Hendra, seharusnya jika tak ada line mesin pompa untuk sepeda motor, pihak SPBU membolehkan pengendara untuk antrean di line mesin untuk mobil.
“Nanti, saya coba tanyakan ke pengawas SPBU Khatib. Seharusnya, tak ada larangan untuk sepeda motor, meski line mesin atau pompa mesin rusak,” jelas Hendra.
DPRD Koordinasi dengan Pertamina
Merespon kelangkaan premiun, anggota DPRD Padang Helmi Moesim menyatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk mencari tahu persoalan terkait keluhan masyarakat atas sulitnya mendapatkan premium tersebut.
“Sekarang kita belum bisa berkomentar banyak, kita cari dulu bagaimana persoalan yang sebenarnya. Sabar ya, nanti setelah dapat informasi, kita akan beri tahu ke media,” kata Politisi Partai Berkarya saat ditemui di gedung DPRD Kota Padang, Jumat (30/8). (mil/e)