KHATIB, METRO – Keterbatasan anggota pengawas dalam pembelian dan pengisian saldo Kartu Brizzi menjadi masalah dalam penerapan transaksi nontunai di Trans Padang. Meski demikian, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Padang, mengklaim sejak penerapan nontunai dengan kartu Brizzi sejak 17 Agustus lalu, kebocoran minim terjadi.
Kepala Dishub Kota Padang Dian Fakri mengungkapkan, penggunaan kartu Brizzi di Trans Padang sudah efektif. Namun, beberapa kekurangan masih ditemukan di lapangan .”Petugas dari Dishub hanya membantu penjualan dan pengisian saldo di halte Trans Padang sampai jam 12 siang. Kita berharap kepada seluruh pengguna jasa bus Trans Padang memaklumi hal itu,” jelasnya, Selasa (27/8).
Dijelaskan, bagi pengguna kartu Brizzi, jika saldo kosong, diharapkan penumpang mengisi ulang di halte-halte khusus yang telah disediakan Dihub untuk mengisi ulang saldo.
“Yang terjadi adalah, ketika penumpang naik, ternyata saat dicek Pramugara Trans, saldo kartu Brizzi kosong. Sementara, Pramugara tak menyediakan saldo isi ulang,” tutur Dian.
Dian menambahkan, Dishub terus menyempurnakan lagi penerapan pembayaran nontunai tersebut, seperti di kota-kota besar lain di Indonesia. Contohnya di DKI Jakarta yang sudah tidak ada lagi pembayaran tunai di atas kendaraan.
Kartu Brizzi adalah kartu umum yang juga bisa digunakan di daerah lain. Pembelian dan pengisian saldo tidak hanya di halte saja, tapi bisa juga dilakukan di Bank BRI dan tempat agen yang bertulis agen Brilind.
Penerapan non tunai dan memakai kartu Brizzi bertujuan untuk menghadirkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi bagi pengguna bus Trans Padang. Menurut Dian, keamanan dalam bertransaksi adalah agar tidak adanya lagi uang yang tidak jelas kemana perginya atau kebocoran.
“Seperti kasus yang terjadi adalah, penumpang membayar Rp4.000. Tapi, karena Pramugara tak punya uang koin Rp500 untuk pengembalian, uang itu tak dikasih ke penumpang. Alhasil, terjadi ketidaknyamanan. Meski hanya Rp500 tapi itu membuat tidak nyaman,” tutur Dian. (e)