PAYAKUMBUH, METRO – Nefri Neldi (49), peternak sapi potong di Jorong Gunuang Medan, Nagari Gunuang Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya menjadi mitra binaan dosen Politeknik Pertanian (Politani) Negeri Payakumbuh melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan pendanaan dari DRPM Kemenristekdikti 2019 melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Tidak hanya itu tim yang terdiri dari Alfikri SPt, MSi dan Nelvia Iryani SE MSi juga memberikan pendampingan dalam melakukan pemasaran pupuk organik tersebut dengan kemasan yang marketable.
Neldi menuturkan, selama ini mereka membiarkan saja kotoran sapi-sapi itu menumpuk di kandang, tidak tahu mau diapakan. “Terima kasih atas kedatangan para dosen ke lokasi kami yang membuka mata kami soal potensi dari limbah peternakan,” kata Neldi, kemarin.
Menurut Alfikri, jika diolah menjadi pupuk organik padat, dilakukan uji mutu di laboratorium, kemudian pupuk dikemas lalu dipasarkan kepada petani sawah dan kebun-kebun sawit yang ada di Dharmasraya ini, tentu kotoran-kotoran sapi-sapi itu tidak lagi menimbulkan masalah populasi yang berdampak pada kesehatan ternak dan manusia. Bahkan bisa menambah pendapatan petrnak itu sendiri.
“Langkah-langkah yang dapat diambil dalam membantu permasalahan tersebut adalah dengan menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos dari limbah peternakan,” kata Alfikri yang merupakan jebolan Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand) ini.
Selain memberikan sosialisasi, tim PKM juga menyumbangkan satu unit mesin pencacah pupuk kepada Nefri Neldi selaku peternak yang menjadi mitra dalam kegiatan ini. Sejalan dengan kegiatan tersebut tim pengabdian juga memberikan pelatihan kepada Nefri Neldi mengolah jerami menjadi pakan alternatif bagi sapi-sapinya.
Kata Alfikri, ide ini muncul berawal dari keprihatinan tim atas permasalahan sulitnya mencari rumput untuk pakan ternak akibat alih fungsi lahan menjadi pemukiman, perkebunan di Kabupaten Dharmasraya. Padahal limbah pertanian berupa jerami selama ini hanya dibakar dan dibuang saja setelah panen padi oleh petani.
Alfikri menjelaskan bahwa jika jerami-jerami itu difermentasi dengan menambahkan starbio, dedak dan sedikti urea akan dapat menanggulangi permasalahan dalam pemenuhan pakan ternak mereka.
“Dengan sosialisasi, pelatihan, hibah mesin pencancah kotoran sapi ini diharapkan peternak sapi di Jorong Gunung Medan dapat memanfaatkan jerami untuk pakan alternatif ternak mereka. Peternak mampu mengolah sendiri kotoran ternak mereka menjadi pupuk organik bahkan memasarkan kepada petani sawah dan perkebunan sawit di Dharmasraya. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak,” tukasnya kepada POSMETRO, Selasa (27/8). (us)