LIMAPULUH KOTA, METRO – Wabah penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) menyerang masyarakat Nagari Sungai Baringin, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, beberapa hari lalu. Lima orang yang terkena harus menjalani perawatan di RSUD Adnan WD Payakumbuh dan 1 orang harus dirujuk ke RS di Padang.
“Memang ada 5 warga di Jorong Guguak mengalami demam diduga karena DBD. Dan saat ini 4 orang yang sudah mendapatkan perawatan di RSUD Adnan Wd Payakumbuh sudah pulang dan sudah pulih kembali. Sementara 1 orang lagi anak-anak Fahri (10) harus dirujuk ke-RS di Padang, sudah 4 hari ini,” sebut Walinagari Sungai Baringin, Lukman Hakim Dt.Naro Babudi, kepada wartawan, Kamis (22/8).
Disampaikannya, akibat kejadian itu pihaknya sudah melakukan gotong royong masal membersihkan lingkungan disekitar rumah masing-masing penduduk. Kemudian juga membersihkan rumput dan bandar yang ada di tengah masyarakat. Walinagari juga sudah menyurati instansi terkait, dan sudah ditindak lanjuti dengan melakukan Fogging.
Meski sudah dilakukan goro, Fogging atau pengasapan, namun disampaikan Walinagari masih nampak tanda-tanda gejala keberadaan wabah DBD di daerahnya. Mengingat, masih ada masyarakat yang mengurus Surat keterangan tidak mampu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas dengan melakukan cek darah.
“Meski sudah dilakukan fogging, dan sudah dilakukan goro nampaknya masih ada tanda gejala. Karena ada masyarakat kita yang ngurus surat keterangan tidak mampu untuk cek darah di puskesmas. Maka kita kembali menyurati pihak puskesmas untuk kedua kali, agar ada langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi penyakit DBD ini,” sebut Walinagari.
Walinagari berharap Dinas Kesehatan bisa memberikan perhatian khusus terhadap daerahnya yang terjangkit penyakit DBD. Kini, pihaknya sudah melakukan berbagai langkah kongkrit seperti goro dan puskesmas juga sudah melakukan fogging atau pengasapan.
“Kita berharap ini menjadi perhatian serius dari intansi terkait agar wabah DBD tidak merambah kepada masyarakat lainnya. Selama ini memang di dekat jalan nagari yang terkena, namun kemarin sudah mulai masuk kepemukiman yang dibagian belakang. Kemudian harapan kita kepada BPJS Kesehatan agar masyarakat yang peserta mandiri jangan sampai menunggu 14 hari baru aktif,” pintanya.
Dia juga menceritakan bahwa memang dua hari sebelum ada kejadian wabah DBD menyerang warganya kondisi cuaca memang hujan. Namun sejak itu hingga saat ini cuaca panas. Dia juga tidak melihat ada air tergenang ataupun dalam kaleng dan sampah lainnya. Bahkan tali bandar yang ada didaerah itu sudah dikeringkan karena ada pekerjaan tali bandar. “Sejak saya jadi walinagari tahun 2016 lalu, baru kali ini terjadi kasus wabah DBD,” sebutnya.
Camat Payakumbuh, Syaiful mengakui memang sebelum hari kemerdekaan pada 17 Agustus lalu, ada masyarakat di Nagari Sungai Baringin terkena penyakit DBD. Namun hal ini sudah dilakukan beberapa langkah diantaranya melakukan goro massal dan fogging.
“Memang benar ada kasus DBD di Nagari Sungai Baringin. Dan sudah kita lakukan goro dan fogging. Kemudian koordinasi nagari dengan puskesmas juga sudah dilakukan dan akan dilakukan penyuluhan terkait kasus DBD kepada masyarakat,” sebut Camat.
Kepala Dinas Kesehatan Limapuluh Kota, Tien Septino mengaku akan menindak lanjuti dengan mencek langsung kelapangan. Disampaikannya, sesuai langkah penanganan terhadap kasus DBD dengan melakukan goro dan fogging terhadap nyamuk Adeas Aegpty yang berterbangan.
“Kita akan cek langsung kelapangan. Dan harus dilakukan penanganan dengan langkah-langkah seperti goro dan fogging. Harus dipastikan dengan fogging nyamuk yang terbang bisa dihalau. Untuk pasien yang terkena diobati dan jika tidak ada nyamuk aedes agpty yang menularkan lagi maka tidak akan ada kasus baru,” sebut Kadiskes melalui Handphone selulernya dari Kota Padang. (us)