SOLSEL, METRO – Kemarau yang berkepanjangan, sejak satu bulan terakhir di Kecamatan Sangir Balai Janggo, membuat masyarakat setempat mengalami krisis air bersih. Hal ini akibat sumur warga sudah mulai mengering. Untuk memenuhi kebutuhan, warga harus mengambil air sungai untuk memenuhi kebutuhan.
“Saat ini akibat kemarau, sumur warga sekitar sudah mulai kering, untuk memenuhi kebutuhan, warga terpaksa memanfaatkan air dari sungai Batang Pangian untuk kebutuhan,”ujar Walinagari Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo, Ruanijal, Kamis (22/8).
Akibat kesulitan air ini, masyarakat Sungai Kunyit, akan menyelenggarakan shalat istisqaq, shalat minta hujan karena daerah itu mengalami krisis air bersih akibat kemarau.
“Rencananya shalat ini kami laksanakan pada Jumat (23/8). Kami harapkan semua masyarakat yang bermukim di sekitar perusahaan PTPN VI ikut hadir melaksanakan,” sebut Ruanijal.
Untuk daerah lainnya di Sungai Kunyit juga akan melaksanakan shalat istisqa kalau hujan tidak juga turun. Dijelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pihaknya akan menyurati pemerintah daerah agar menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat setempat.
Sampai saat ini, sebutnya, Jorong Sungai Takuak sudah meminta bantuan air bersih, karena sebagian besar sumur masyarakat telah kering. “Untuk Memenuhi kebutuhan, banyak masyarakat yang memanfaatkan Sungai Pangian untuk memenuhi kebutuhan air,” kata Ruanijal.
Menurutnya, pada Jumat (16/8) kemaren, sudah sempat turun hujan gerimis, tetapi setelah itu tidak ada lagi sehingga kekeringan terus berlanjut.
“Di daerah lain hujan sudah turun, tapi di daerah kami belum ada. Meski sempat hujan kwrimis, tapi hanya sebentar,” tutur Ruanijal.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solsel, Imroni menyebutkan, sampai saat ini baru nagari Talunan Maju yang sudah menyurati mengajukan surat permintaan bantuan air bersih dengan jumlah 832 kepala keluarga dari empat Jorong. Menindaklanjuti surat itu, pihaknya sudah melakukan survei ke lapangan.
“Apabila dalam minggu ini tidak juga turun hujan di Sangir Balai Janggo, kami akan lakukan lagi peninjauan ke lapangan,” jelas Imroni.
Pihaknya juga sudah meminta Kelompok Siaga Bencana (KSB) Nagari untuk mendata jumlah Kepala Keluarga yang berpotensi mengalami kekeringan, supaya mudah dalam penyaluran bantuan air bersih. Saat ini ada tiga mobil tangki yang bisa dimanfaatkan untuk suplai air bersih ke masyarakat, apabila kurang maka bisa dipinjam dari pemerintah provinsi.
“Kami akan mendata berapa jumlah Kepala Keluarga yang mengalami kekeringan. BPBD saat ini memiliki tiga unit mobil tangki yang bisa menyuplai air, namun jika tidak memadai kami akan pinjam dari pemerintah provinsi,” ujar Imroni. (afr)