MATOAIA, METRO – Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Dian Fakri mengatakan harga kartu Brizzi senilai Rp30 ribu, tak bisa dikurangi lagi. Bagi warga, khususnya pelajar yang merasa terberatkan, kartu itu bisa dimiliki dengan cara patungan.
“Digratiskan tidak bisa. Karena sudah standar harganya seperti itu. Kalau berat rasanya, belinya patungan saja dengan teman lain. Nanti, pas pembayaran bisa digesek beberapa kali,” sebut Dian, Senin (19/8).
Sama seperti halnya KTP elektronik, kartu Briazi memiliki chip penyimpan data. Harga satu chip saja bisa mencapai Rp10 ribu. Jika semua penumpang diberi diskon, bisa menyebabkan kerugian besar pada penyedia kartu.
Namun, untuk meringankan penumpang, saat ini sampai 24 Agustus, BRI memberi program potongan ongkos senilai Rp1.000. Artinya, bagi penumpang umum yang biasanya dipotong melalui kartu Brizzi sebesar Rp3.500, sampai tanggal 24 Agustus hanya dipotong Rp2.500.
Namun, diskon itu kuotanya dibatasi. Misalnya, hanya maksimal Rp1 juta. Jika sudah lebih kuota, tarif potongan pada kartu Brizzi kembali seperti semula.
Menurut Dian, penumpang tidak akan rugi membeli kartu tersebut seharga Rp30 ribu. Pasalnya, kartu itu bisa digunakan untuk berbagai keperluan pembayaran. Seperti belanja dengan Brizzi, pembayaran tol atau lainnya.
“Yang penting ada lambang Brizzi. Bisa dilakukan transaksi dengan kartu itu. Saya rasa masyarakat tak akan rugi membeli kartu itu seharga Rp30 ribu,” pungkas Dian.
Banyak yang Tidak Tahu
Sementara itu, di hari ketiga pemberlakuan pembayaran non tunai, masih banyak warga terutama mahasiswa yang belum mengetahui kebijakan baru tersebut. Hinayah, mahasiswa UNP, Senin (19/8) mengaku, baru mengetahui pemberlakuan non tunai di Trans Padang.
“Saya mau ke pasar. Pas naik Trans, saya ditanya pramugara, apa sudah punya kartu Brizzi. Saya jawab belum. Karena uang tak cukup untuk beli kartu itu, terpaksa saya naik angkot ke pasar,” sebut Hinayah.
Ia mengaku, tidak setiap hari menggunakan moda transportasi massal itu. Sehingga, ia merasa tak berkewajiban membeli Kartu Brizzi yang dinilai terlalu mahal tersebut.
Hal berbeda disampaikan Ayu Permata. Aparatur Sipil Negara (ASN) ini mengaku, sudah memiliki Brizzi, dan mendukung kebijakan non tunai karena sangat praktis.
Sementara, Afrizal, petugas Dishub yang ditempat di Halte KONI, mengatakan bagi penumpang yang naik Trans Padang, bisa membeli kartu Brizzi kepada petugas yang standby di dalam Trans. Dalam masa sosialisasi, Dishub menempat satu orang petugas di dalam Trans.
“Nanti di dalam bus ada petugas dari Dinas Perhubungan yang menjual kartu Brizzi. Atau jika sudah punya kartu brizzi, seandainya ketinggalan, bisa meminta bantuan ke penumpang lain untuk membantu pembayaran dahulu, dan kasih saja uang gantinya ke yang menolong tadi,” tambahnya. (tin/e)