LIMAUMANIH, METRO – Hingga saat ini, progress fisik dam pengendali (check dam) di segmen hulu Batang Kuranji di Limaumanih, yang akan difungsikan untuk air baku kondisinya sudah 90 persen. Dalam waktu dekat kampus Unand dan sekitarnya (masyarakat Limaumanih) akan dialiri air baku yang bersumber dari pembangunan infrastruktur check dam tersebut.
Hal itu disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai II Balai Wilayah Sungai Sumatera V Dirjen Sumber Daya Air, Nur Iman saat peninjauan check dam dari rombongan Unand yang dipimpin Rektor Unand Tafdil Husni.
“Insyaallah November selesai khusus untuk air baku. 10 persen lagi pengerjaan investasi sistem penyedia air bersih (intake) dan penyelesaian bangunan penunjang,” jelas Nur Iman, Jumat (9/8).
Dijelaskan Nur Iman, terdapat 3 kegiatan dalam proyek pembangunan bangunan pengendali sedimen Batang Kuranji dan anak sungainya (Segmen Hulu) Kota Padang ini. Pertama, pengendalian banjir, pemanfaatan air baku kampus Unand dan sekitarnya serta sebagai pemutar turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) yang akan mengaliri listrik kampus Unand.
Pembangunan chek dam di Segmen Hulu Batang Kuranji di Limaumanih Universitas Andalas bekerjasama dengan pihak ketiga seperti PT. PP (Persero) Tbk, PT. Virama Karya (Persero), PT. Belka Ceria Persada, PT. Jasuka Bangun Pratama, PT. Bayu Surya Bakti Konstruksi (KSO).
Nur Iman menyampaikan, terkait pengairan untuk kebutuhan pemutar turbin PLTMH, masih terkendala jalur pipa sekunder dengan medan terjal dan curam. Namun persoalan itu sedang dicarikan solusinya sehingga Unand bisa dialiri listrik dari PLTMH.
“Sekarang dikaji bagaimana air dari check dam bisa sampai di rumah turbin,” ulas Nur Iman.
Nur Iman menyampaikan check dan ada tiga unit, dana untuk check dam 1 menghabiskan anggaran sekitar Rp40 miliar sedangkan untuk intake air baku mencapai Rp10 miliar. Dia juga menyampaikan kebutuhan air untuk air baku 110 liter perdetik selebihnya kembali ke sungai termasuk saluran dari PLTMH akan kembali lagi ke sungai.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir proyek akan mempengaruhi ketersediaan air batang Kuranji,” harap Nur Iman.
Sementara itu, Rektor Unand, Tafdil Husni mengatakan bantuan pusat tersebut akan berdampak positif terhadap Unand, mulai dari ketersediaan air siap minum, air baku dan listrik. Saat ini tuturnya, untuk biaya listrik saja Unand harus mengeluarkan Rp800 juta perbulan. Bantuan tersebut, lanjut dia, hasil lobi-lobi pihak kampus ke pusat.
“Sekarang air siap minum sudah amam, nanti air baku bisa didapatkan, kemudian PLTMH akan menghemat biaya listrik miliaran tiap tahun. Alhamdulillah dari Kementerian PUPR kami dapat dari ESDM juga dapat. Ini ke depan akan kita jaga sebaik-baiknya,” tukasnya. (mil)