SAWAHLUNTO, METRO – Meski telah ditetapkan sebagai Kota Warisan dunia ke-5 di Indonesia oleh UNESCO tanggal 6 Juli lalu, tampaknya belum berpengaruh pada omset pedagang di Sawahlunto. Pasalnya, beberapa pedagang masih mengeluhkan pembeli yang sepi.
“Iya saya tahu Sawahlunto beberapa waktu lalu mendapatkan pengakuan dari UNESCO, namun hingga saat ini pembeli masih terbilang sepi,” ujar salah seorang pedagang, Yatmi (57) di Lapangan Segitiga (Lapseg), selasa (6/8).
Dia mengatakan, tidak hanya dirinya yang merasakan hal itu namun pedagang disekitarnya juga merasakan hal yang sama “Saat diketahui telah mendapat pengakuan tersebut saya kira ada pengaruhnya, mungkin belum sekarang ya,” ungkapnya.
Dia mengeluhkan, dengan tidak adanya bus pariwisata yang berhenti lagi di Lapseg, bus hanya numpang lewat dan menuju museum. Harapannya kedepan para pemerintah dapat mengusahakan bus parkir di Lapseg dan wisatawan dapat berbelanja di tempatnya.
Tak jauh dari kedai Buk Yatmi, pemilik kedai Endang (43) juga mengungkapkan hal yang sama, dia belum merasakan hal yang beda setelah ditetapkannya Sawahlunto sebagai Kota Warisan dunia.
“Kayaknya belum ada pengaruhnya, pembeli biasa – biasa saja dan sama saja sepinya seperti biasa, mungkin belum sekarang ya, mungkin bulan depan akan ramai,” ungkapnya.
Yang agak berbeda, lanjutnya beberapa mahasiswa akhir – akhir ini tampak banyak di sekitar PT. BA namun tidak untuk berbelanja tapi hanya untuk berpoto ria saja.
“Kita mengharapkan adanya solusi dari pemerintah dalam mengupayakan orang banyak ke Lapangan Segitiga ini, diantaranya dengan mengoptimalkan wisatawan yang dibawa dengan bus untuk berkunjung ke Kota Tua ini,” ujarnya. (zek)