PADANG, METRO – Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia. Hal tersebut disampaikan Kepala badan karantina pertanian Kementrian Pertanian, Ali Jamal dalam acara pelepasan perdana ekspor cangkang sawit ke Jepang oleh CV. Pinang Mas Energy, Kamis (1/8). “Selama ini yang diekspor tersebut hanya biji sawit, sementara itu cangkangnya banyak yang dibuang dan menjadi sampah,” ujar Jamil.
Dikatakan oleh Jamil, setelah adanya penelitian, bahwa cangkang sawit bisa di gunakan sebagai alternatif pengganti yang dapat di gunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap, sehingga saat ini cangkang sawit bisa di kumpulkan dan di ekspor ke negara yang banyak memanfaatkan PLTU. “Jepang adalah salah satunya negara yang banyak PLTU nya, sehingga muncul ide dari CV. Pinang Mas ini untuk mengekspornya kesana,”ujar Jamil.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Padang, Eka Hernida Yanto, mengatakan di tahun 2018 total ekspor olahan kelapa mencapai 8.615 ton atau senilai 111, 92 miliar. Sementara di tahun 2019 sudah mencapai 6.221 ton senilai 82,85 milyar. “Meski baru 6 bulan namun sudah mencapai 72 persen dibandingkan dengan ekspor 2018, “jelas Eka .
Selain komoditas olahan kelapa, yang diekspor kali ini ada 11.000 ton cangkang sawit tujuan Jepang. Cangkang sawit merupakan komoditas ekspor terbesar di Sumatera Barat. Di tahun 2019 sudah mencapai 234 ribu ton atau senilai 234 Milyar. Menurut Eka ini merupakan ekspor perdana cangkang sawit yang di lakukan oleh PT. Pinang Mas Energy.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian dalam upaya percepatan akselerasi ekspor, penambahan ragam komoditas menjadi salah satu program yang didorong selain menumbuhkan ekspotir baru dari kalangan muda,”terang Eka.
Tiga komoditas lainnya yang ikut diberikan phytosanitary certificate pada hari ini adalah 173,2 ton kulit kayu manis tujuan Inggris, Prancis dan Singapura senilai Rp. 14,6 miliar. 102,7 ton pinang biji tujuan Thailand senilai Rp 1,8 miliar dan 100,8 ton karet olahan tujuan India senilai Rp. 2,2 miliar.
“Phytosanitary Certificate merupakan jaminan yang diberikan Badan Karantina Pertanian bahwa komoditas tersebut telah melewati pemeriksaan karantina sebagaimana yang dipersyaratkan negara tujuan ekspor,” lanjut Eka.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Sumbar, Muhammad Yani yang turut hadir dan melepas ekspor cangkang sawit tersebut menyampaikan bahwa potensi pertanian Sumatera Barat harus di dukung dengan potensi sumber daya manusia agar mampu menambah nilai manfaat, khususnya para pelaku bisnis serta mampu bersaing dengan negara lain. (r)