AIAPACAH, METRO – Toko Tani Indonesia Center (TTIC) alias Rumah Inflansi yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan Kota Padang bersama Dinas Pangan Sumbar di Jalan By Pass KM 15 Aie Pacah, Kota Padang masih diserbu emak-emak. Kondisi ini membuat sejumlah bahan pokok yang dijual di TTIC ini ludes terjual dalam satu jam.
Ada beberapa bahan pokok yang dijual dengan harga ’miring’ di TTIC tersebut. Seperti gula, yang biasanya di pasaran dijual dengan harga Rp12.500. Namun, di pasar murah ini hanya dijual dengan harga Rp11.500. Selain gula, ada juga beras yang dijual dengan harga Rp8.00 perkilogram. Sedangkan, cabai merah Rp40.00 perkilogram padahal di pasaran masih dijual dengan Rp70.000 perkilogram.
Selain itu, juga dijual bawang merah dengan harga sangat terjangkau, yakni Rp23.000 perkilogram, bawang putih dijual dengan harga Rp30.000 perkilogram padahal di pasaran biasanya dijual dengan harga Rp45.000. Kemudian, ada minyak goreng 2 liter yang dijual dengan harga Rp21.000, tomat Rp8.000 perkilogram. Lalu, telur ayam Rp28.000, kacang tanah Rp21.000, petai Rp2.500 perpapan, dan jengkol Rp5.00 perbutir.
Salah satu pembeli di TTIC, Bu Pit, warga Balai Baru mengaku, senang bisa membeli sejumlah kebutuhan pokok dengan harga lebuh murah di pasaran. Sehingga lumayan juga nanti uang lebihnya bisa dibelikan untuk kebutuhan yang lain.
“Saya senang dengan diadakannya pasar murah ini. Bagi saya, pasar ini menjadi momen khusus untuk belanja karena harganya lebih murab dibangdingkan dengan harga di pasaran. Saya membelu beberapa bahan pokok sembako, diantaranya cabai, bawang merah, dan minyak goreng,” ujar Bu Pit.
Hal serupa disampaikan Linda, (34). Dia mengaku datang ke TTIC ini karena merasa sangat terbantu. Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Padang yang telah menyelenggarakan pasar murah. Sebab, kegiatan ini sangat membantu dirinya dan warga.
“Sangat terbantu ya, saya berharap agar pasar murah ini lebih sering-sering dilakukan dan waktunya harus diperpanjang, agar lebih banyak masyarakat yang ikut belanja,” harap Linda, sambil menggendong anak perempuannya.
Sementara itu, Eli, (42), warga Ampang menuturkan, kegiatan TTIC ini sangat bermanfaat bagi warga Kota Padang, apalagi warga yang kurang mampu. Karena barang-barang yang dijual di Rumah Inflasi ada perbedaan selisih mulai seribu Rp5.000 hingga Rp10.000 perkilogram lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran.
“Lebih murah dibandingkan di pasaran, jadi kegiatan ini sangat membantu syaa secara pribadi dan para warga Padang lainnya untuk mendapatkan bahan pokok dan barang-barang kebutuhan dapur,” tutur Eli, sambil memilih-milih bawang merah.
Selain itu, pasar murah juga berdampak positif bagi oara penjual yang menjual dagangannya. Seperti dikatakan Edi, (45), salah satu penjual sembako. Dia mengucap syukur karena dagangnya laris manis. Karena, banyak warga yang datang membeli sembako dan kebutuhan pokok lainnya.
“Syukur alhamdulillah, kami pedagang merasa diuntungkan dengan dilaksanakannya toko tani indonesia center ini, pedagang banyak yang datang. Tidak butuh lama, barang dagangannya saya laris manis dibeli masyarakat,” ucap Edi sembari meletakkan tomat di lapak dagangannya.
Pantauan POSMETRO di kantor Dinas Pangan Kota Padang, terlihat warga yang menyerbu pasar murah tersebut tidak hanya emak-emak, bapak-bapak pun terlihat ikut mengantri untuk mendapatkan harga pangan yang murah. Bahkan tak hanya mereka yang menggunakan motor dan kendaraan umum, tampak juga pengunjung menggunakan mobil pribadi dan PNS ikut belanja di TTIC tersebut.
Pada kegiatan TTIC yang digelar selama 3 hari inu, tampak beberapa kebutuhan pokok yang diperjualbelikan. Di halaman depan kantor tersebut disediakan lapak khusus untuk menjual makana ringan seperti, empek-empek, bakso, somai, hingga kue-kue kering. Sedangkan, bagian dalam kantor itu dijual kebutuhan dapur. Diantaranya, minyak goreng, beras, dan lainnya.
2 Ton Cabai Murah
Terpisah, Kepala Dinas Pangan Kota Padang, Syahrial Kamat mengatakan, pihaknya bersama Dinas Pangan Sumbar serta Toko Tani Indonesia menggelar operasi pasar (OP) sebagai salah satu upaya mengantisipasi harga cabai yang belum stabil. OP kali ini akan disediakan sekitar 2 ton cabai yang akan dibanderol dengan harga Rp 40 ribu perkilogram.
“Cabai tersebut dari Kota Padang dan luar Padang, serta dari luar provinsi, seperti Curup, Bengkulu, Kerinci dan Jawa, yang nantinya turut disubsidi oleh Pemerintah Provinsi Sumbar,” kata Syahrial Kamat.
Tidak stabilnya harga cabai pada saat ini, Syarial Kamat memprediksi karena cuaca yang kurang baik di beberapa kota pemasok cabai, seperti Jawa dan Bali. Kedua daerah ini telah sebulan lebih mengalami musim kemarau, sehingga memengaruhi harga cabai di Sumbar saat ini.
Syahrial juga menambahkan, gerakan bertanam cabai pada polybag yang dicanangkan beberapa waktu lalu, mesti terus dilakukan warga. Minimal 10 polybag setiap rumah, hal ini akan turut membantu keuangan rumah tangga ke depan.
“Karena harga cabai berfluktuasi karena pengaruh cuaca dan minimnya produksi cabai di Sumbar hingga mencapai 35 ton pertahun. Sedangkan kebutuhan lebih dari itu, maka cabai dikirim dari luar untuk melengkapi kebutuhan,” tukasnya. (mil)