SOLOK, METRO – Gerakan Didikan Subuh (DDS) terus didorong Pemko Solok. Bahkan, kegiatan tersebut seakan menjadi tradisi yang masih melekat kuat pada masyarakat Kota Solok. Di Kota Solok kegiatan didikan subuh memang dilakukan setiap hari Minggu. Dan kegiatan tersebut menjadi sarana membentuk karakter anak yang Sholeh dan Sholehah.
Dalam program didikan subuh menurut Walikota Solok Zul Elfian, berbagai rangkaian kegiatan dilakukan usai sholat Subuh berjamaah. Mulai dari membaca Al-Quran, pidato atau ceramah agama, praktek sholat, hingga beragam kegiatan positif lainnya. Semuanya dilakukan secara bergiliran setiap minggunya.
“Gerakan didikan subuh yang memang sudah ada sejak dari dulunya perlu terus dilestarikan. Anak-anak sebagai calon generasi penerus harus senantiasa didekatkan dengan Masjid,” ujarnya.
Diharapkan Zul Elfian, kegiatan ini dapat melekatkan hati anak-anak kepada Masjid, tumbuh rasa cinta Al-Quran, dan kenalkan anak dengan ilmu agama Ketika penilaian didikan subuh berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat di Masjid Iqrar Kelurahan IX Korong, Zul Elfian mengatakan melalui didikan subuh, selain diajarkan berbagai pengetahuan agama, anak-anak juga dilatih untuk berani tampil didepan khalayak ramai, Sehingga terbentuk jiwa pemberani dan mental yang kuat sebagai bekal untuk jadi pemimpin masa depan.
Zul Elfian mengajak, semua masyarakat dan pengurus Masjid serta Musala yang ada di kota Solok untuk terus menggalakkan pendidikan agama melalui TPA dan TPQ yang ada. Pendidikan agama perlu menjadi prioritas sebagai investasi akhirat.
Sementara itu, Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Sumbar, Syaifullah menyebutkan penilaian didikan subuh berprestasi sudah menjadi kegiatan rutin yang dilakukan pihak Pemprov sejak 2009 silam.
Penilaian dilakukan untuk memberikan motivasi, agar gerakan didikan subuh di seluruh wilayah kota/kabupaten di Sumatera Barat tetap hidup ditengah masyarakat. Gerakan didikan subuh membentuk generasi muda Sumbar yang kuat dan berkarakter.
“Jadi, selain kita melihat sejauh mana kemampuan dan pemahaman anak didik atau santri terkait ilmu agama, kita juga melihat bagaimana peran dan partisipasi orang tua dan masyarakat untuk mendukung didikan subuh,” jelas Syaifullah. (vko)