PADANG, METRO – Sosialisasi gerakan gemar memasyarakatkan makan ikan (gemarikan) yang dilaksanakan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) berdampak terhadap pertumbuhan tingkat konsumsi ikan di Sumbar setiap tahunnya.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumbar menyebutkan, sejak empat tahun terakhir tingkat konsumsi ikan masyarakat daerah ini naik 2,4 kg per orang per kapita.
“Naiknya tingkat konsumsi ikan di masyarakat kita, sebuah kesuksesan bagi DKP Provinsi Sumbar bersama jajaran dan Forikan Sumbar, dalam mengkampanyekan gemar makan ikan,” kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, pada kegiatan Sosialisasi Gemarikan Sumbar, di halaman Kantor Gubernur Senin (15/7).
Nasrul Abit menambahkan, saat ini Provinsi Sumbar masuk 10 besar menjadi provinsi dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi di Indonesia. Di awal kampanye gemar makan ikan tingkat konsumsi ikan masyarakat Sumbar berada di level 24 kg per kapita, kini naik menjadi 38 kg per kapita. “Kenaikan tersebut tak lepas dari sosialisasi yang begitu gencar hingga budaya makan ikan di tengah masyarakat terus meningkat,” ujarnya.
Nasrul Abit mengungkapkan, sebelum gemarikan dikampanyekan secara besar-besaran, masyarakat tidak begitu tahu akan manfaat dan pentingnya makan ikan untuk tubuh.
“Setelah kampanye dan sosialisasi digencarkan, masyarakat suka makan ikan dan kini banyak aneka olahan yang dibuat agar kita tidak bosan memakannya,” sebut Nasrul Abit.
Dengan sosialisasi yang gencar, diharapkan tingkat konsumsi masyarakat Sumbar bisa setara bahkan lebih dibanding tingkat konsumsi nasional yang berada di level 41 kg per kapita per tahun. Mengingat potensi ikan di provinsi ini sangat besar. Seperti ikan tuna misalnya, terus meningkat. Permintaan dari luar negeri juga meningkat.
“Namun yang tidak kalah penting, ada 121 turunan dari produk ikan. Artinya ikan diolah menjadi beraneka ragam makanan, camilan. Seperti rendang tuna, bakso, naget, sate dan lainnya. Semua makanan dan camilan itu enak rasanya dan membuat kita tidak bosan mengkonsumsinya,” sebut Nasrul Abit.
Ketua Forikan Sumbar, Ny. Nevi Irwan Prayitno, mengatakan, meningkatnya tingkat konsumsi ikan karena Forikan itu sendiri dipimpin ketua tim penggerak PKK provinsi dan kabupaten kota hingga ke nagari. “PKK adalah ujung tombak dalam menjalankan program pemerintah, karena kader PKK ada di kota hingga ke nagari,” sebut Nevi.
Disebutkan Nevi, tingkat konsumsi ikan di daerah pesisir sangat tinggi, begitu pula dalam budidaya ikan. Hanya saja diperkotaan budi daya ikan masih banyak ditemukan dengan memberi ikan pakan yang tak sehat. Seperti dengan membuat kandang ikan di atas kolam. Hingga kotoran ayam menjadi makan bagi ikan di kolam. Kemudia masih banyak pula yang memberi makan ikan dengan bangkai ternak.
“Memberi makanan ikan dengan makanan yang kotor tidak baik bagi kesehatan. Ini harus menjadi perhatian masyarakat yang mengembangkan budi daya ikan di daratan,” tegas Nevi
Sementara, Kepala DKP Provinsi Sumbar, Yosmeri mengatakan untuk mendapatkan ikan yang sehat, masyarakat memang harus memberi makan ikan dengan pakan ikan atau sayur-sayuran bukan dengan bangkai atau pun kotoran ternak apalagi atau lainnya yang tak menyehatkan.
Di lain sisi, untuk menaikkan tingkat konsumsi ikan masyarakat, pihaknya terus menyosialisasikan gemar makan ikan. Salah satunya dengan menggelar berbagai lomba yang berkaitan dengan ikan. Seperti dalam kegiatan kemarin digelar lomba memasak serba ikan diikuti 19 kabupaten/kota, lomba inovasi masakan berbahan baku ikan, jingle Gemarikan dari 15 sekolah di kabupaten/kota dan bazar UMKM yang menyediakan aneka olahan berbahan ikan.
“Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan memasak peserta, memperkenalkan keanekaragaman masakan berbahan baku kan serta menyebarluaskan informasi tentang ikan. Muali dari kandungan gizi, manfaat gizi ikan bagi kesehatan dan kecerdasan,” pungkasnya.(fan)