PDG.PARIAMAN, METRO – Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur mengikuti lomba main batu domino dalam acara alek Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padangpariaman.
Suhatri Bur menyatakan dia tidak mengetahui dari masa asal mana asalnya main domino ini atau sejak kapan, tetapi tradisi bermain domino di kalangan masyarakat telah menjadi tradisi sejak dahulu.
“Kita bisa menyaksikan setiap warung-warung di Padangpariaman permainan domino ini sering digelar. Kita bisa melihat di warung kopi masyarakat menghabiskan waktu luangnya dengan bermain domino bersama teman-temannya, ini adalah tradisi yang telah turun temurun,” ungkapnya.
Apalagi jelasnya, tak jarang ditemani dengan tantangan ringan (biasanya berupa menyandangbotol sirup) untuk meningkatkan keseruan permainan. “Tapi kali ini, permian batu domino di perlombaan dalama acara alek nagari,” ujarnya.
Katanya, pemain dari permainan batu domino terdiri dari 4 orang dan biasanya berpasang pasang layaknya seperti main Bridge. Sesama pasangan duduknya berseberangan dan lawan juga begitu posisinya.Lain daerah lain pula aturan permainan yang dipakai.
Kartu domino terbuat dari bahan plastik yang keras dan terdiri dari 2 lapisan warna pada setiap kartu dan karena itu orang menyebutnya dengan istilah batu somino. “Bahan yang keras tadi dimaksudkan agar pemain bisa mengeluarkan ekspresi nya saat memaikan batu domino dengan cara membantingkan batu ke meja dengan tenaga sedang sedang saja. Irama bantingan itu menjadi seni sendiri dalam permainan batu domino,” ujarnya.
Permainan batu domino tidak boleh salah meletakan batu dikala giliran, karena biji lubang lubag yang ada di batu harus sama dengan batu yang akan diturunkan atau cocok dengan jumlah lubang batu yang dimeja dan telah dibuka.
Dalam permainan ini dibutuhkan kerja sama yang baik dengan pasangan dan saling mengerti dengan jalan pikiran pasangan.”Karena disitulah letak seni dan indahnya dari permainan batu domino,keras tapi kompak,” ujarnya.
Jadi permainan batu domino mengajarkan kedisiplinan dan kekompakan dengan pasangan, saling mengerti dengan jalan pikiran pasangan dan tidak boleh salah dalam menurunkan batu. Bukankah ini adalah bagian dari sebuah kejujuran yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia.
“Kalaupun ada Judi dalam permainan batu domino itu hanya manusianyalah yang memang senang berjudi, apapun bisa dijadikan alat untuk berjudi, kalau niat judi sudah berakar dalam hati dan pikiran manusia. Tidak ada dalam permainan domino yang dimainkan oleh perorangan,harus system berpasangan,” tandasnya. (efa)