PADANG SARAI, METRO – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Padang, masih kekurangan pendidik guru kelas tamatan Pendidikan Luar Biasa (PLB), dengan spesifikasi guru tuna grahita dan anak autis.
Kepala SLB Negeri 2 Padang Rafmateti, mengatakan salah satu kendala yang masih ada untuk proses pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang, yakni kurangnya tenaga pengajar dengan latar pendidikannya dari PLB. Dimana, guru kelas yang salah satunya berperan penting dalam proses di kelas.
“Kita masih kekurangan guru. Proses belajar mengajar akan dimulai pada 15 Juli mendatang,” ungkap Rafmateti, Senin (8/7).
SLB merupakan sekolah khusus bagi anak usia sekolah yang memiliki kebutuhan khusus, terdiri dari anak tuna netra anak dengan hambatan penglihatan. Tuna rungu anak dengan hambatan pendengaran, tuna grahita yakni anak dengan keterbelakangan mental.
Selanjutnya, tuna daksa anak dengan gangguan gerak, tuna laras hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan.
“Jumlah siswa di SLB Negeri 2 sekitar 126 orang siswa. Untuk tahun ajaran baru ini, siswa yang mendaftar sudah 8 orang. Terdiri dari tuna grahita, tuna rungu dan autis. Pendaftaran siswa baru dilaksanakan sampai 13 Juli. Namun, sebenarnya penerimaan siswa baru selalu ada, kebanyakan siswa di sekolah ini adalah siswa dengan karakteristik tuna grahita,” jelas Rafmateti.
Pembelajaran di SLB, untuk murid yang berat dilakukan pembelajaran 1 guru 1 murid yang dibimbingnya, untuk tuna grahita 1 guru 5 orang murid yang di ajarkannya, untuk tuna runggu 1 guru 8 orang siswa yang dibimbingnya.
“Meski masih kekurangan guru, tetapi masih bisa diatasi dengan pembagian waktu,” pungkasnya. (e)