KHATIB, METRO – Kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Provinsi Riau, sebagai tetangga Sumbar berpotensi kedatangan asap kiriman yang menyebabkan pencemaran udara. Menyikapi kondisi ini, Kepala DLH Sumbar, Siti Aisyah menyebut, untuk saat ini masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas udara di Sumbar. Kerena DLH akan terus memantau setiap saat dan akan memperingati jika ada perubahan.
“Untuk kualitas udara di Sumatera masih aman serta sehat. Itu artinya belum ada asap kiriman dari Riau. Kami juga rutin mengecek apalagi pada kondisi karhutla di Riau,” ujar Siti Aisyah, Minggu (7/7).
Meskipun alat pendeteksi kualitas udara (Air Quality Monitoring System/AQMS) di depan Kantor Gubernur Sumbar dan Wali Kota Padang tidak menyala, pihaknya melakukan pemantauan sendiri di DLH. Sebelumnya kata dia, pihaknya sudah koordinasi dengan Kementerian, sebab itu merupakan kewenangan Kementerian.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian, namun sudah diperbaiki tapi rusak lagi,” ujar Siti Aisyah.
Di sisi lain, Siti Aisyah menilai, kasus kebakaran lahan di Sumbar tidak terlalu menonjol dan berdampak vatal terhadap lingkungan hidup sekitar. Dalam realitanya, hutan yang terdapat di wilayah Sumbar masih terpantau aman dan sejauh ini belum mengapungkan persoalan lingkungan yang menuntut penanganan serius.
“Untuk kasus kebakaran lahan, Sumbar belum separah daerah lain seperti Riau. Kalau pun ada lahan yang terbakar dikarenakan faktor cuaca, dampak lingkungannya masih dalam batas terkendali,” kata Siti Aisyah.
Sejalan dengan hal itu, kata Siti Aisyah, perlu menggencarkan lagi program penghijauan kawasan hutan, salah satu program terbaru dari pihak Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) adalah program menanam 25 pohon. Setiap orang diwajibkan menanam 25 pohon seumur hidup dengan tahapan disesuaikan jenjang pendidikan.
Lebih lanjut, Siti Aisyah menjelaskan, sekarang ini pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait lain guna mencegah kerusakan lingkungan di berbagai daerah. Dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar, Mentawai merupakan daerah dengan jangkauan akses transportasi dan komunikasi yang relatif terbatas.
“Maka ke depannya perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Intinya, kelengahan dalam pengawasan bisa berdampak vatal terhadap keselamatan banyak orang,” tukasnya. (mil)