DHARMASRAYA, METRO – Harga cabai merah di Pasar Tradisional Sikabau dan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, semakin melambung hingga mencapai Rp80 ribu per kilogram. Nilai ini setara dengan harga jual 11 kilogram karet petani.
“Harga cabai hari ini sama dengan 11 kilogram karet. Harga karet hanya Rp7 ribu per kilogram,” kata tokoh masyarakat Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Andi Pitopang, Senin (8/7).
Ia berharap pemerintah daerah dan OPD terkait harus segera mengambil tindakan agar harga cabai kembali normal. Sebab, apabila harga bahan pokok terus tinggi, tentu akan membebani perekonomian masyarakat. “Kita tentu berharap harga bahan pokok ini turun dan dapat dijangkau oleh masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan POSMETRO di lapangan, diketahui banyak ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya harga cabai merah yang terus melonjak pasca lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah. Ariani (48), salah seorangnya mengatakan, ia terkejut ketika mengetahui harga cabai merah Rp20ribu untuk seperempat kilogram. Namun ia terpaksa membeli demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Walaupun cabai mahal tetap saja dibeli. Biasanya beli 1 kg perminggu, sekarang hanya mampu 1/2 kg saja,” tukasnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Igus (36), warga Nagari IV Koto, Kecamatan Pulau Punjung. Ia terpaksa membeli cabai merah dengan harga tinggi untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Pedagang cabai di Pasar Tradisional Sikabau, Kecamatan Sikabau, Iman mengatakan kenaikan harga juga dialami jenis cabai rawit. Dimana harga cabai rawit Rp75 ribu per kg dari sebelumnya hanya Rp50 ribu per kg. Lobak juga naik dari Rp4 ribu menjadi Rp8 ribu.“Cabai merah memang terus melonjak berapa minggu terakhir. Hari ini (kemarin) Rp80 ribu per kilogram,” tandasnya.
Ia menambahkan, tingginya harga cabai merah disebabkan pasokan dari sejumlah daerah di luar Sumbar berkurang, sedangkan permintaan tinggi. Sementara itu, Mansur (62) menyebutkan bahwa harga karet masih sangat rendah dibandingkan dengan sebulan sebelum lebaran.
“Harga karet sebelumnya lebaran Rp9.000 per kg sampai sekarang masih bertahan di Rp7 ribu per kg. Sedangkan harga beras dan cabai terus naik,” tukasnya dengan nada kesal.
Parahnya lagi, sambungnya, harga cabai saja 10 kali lipat harga karet. Sedangkan harga beras dua kali lipat harga karet per kilogramnya. “Ini sangat memberatkan bagi kami, yang mana sumber pendapatan kami ya hanya dari karet dan sawit, sedangkan saya hanya punya karet saja,” pungkasnya. (g)