KHATIB, METRO – Skenario rekayasa lalu lintas yang diterapkan Dinas Perhubungan (Dishub) Padang untuk mengurai kemacetan di Simpang Presiden, Lambun Ombak, tak berlangsung mulus. Kemacetan lalu lintas terjadi hampir di semua titik jalur Khatib Sulaiman. Banyak pengendara gamang, terkejut dengan skenario tersebut.
Pengamat Transportasi dari Universitas Andalas (Unand), Purnawan menilai perencanaan Dishub dalam skenario manajemen lalu lintas kurang matang, sehingga menyebabkan kemacetan di Simpang Presiden, Lamun Ombak. Faktanya kata dia, sudah beberapa kali skenario diterapkan di simpang itu, namun belum membuahkan hasil.
“Karena kurang matang, saat ini Dishub P mencoba skenario manajemen lalu lintas di Simpang Lamun Ombak untuk mengurai kemacetan, bahkan sudah beberapa skenario diterapkan di simpang ini, mulai dari menghilangkan bundaran, hingga pengaturan yang dilakukan saat ini tapi tetap macet,” kata Purnawan kepada Posmetro, Selasa (2/7).
Sebelum menerapkan skenario rekayasa, menurut Purnawan, Dishub harus merencakan masukan-masukan dari masyarakat maupun kalangan akademisi mengatasi kemacetan tersebut. Dishub harus melakukan kajian, yakni pertama studi awal penerapan skenario lalu lintas.
“Mestinya Dishub melakukan studi awal sebelumnya, kemudian melakukan detail implementasi skenario yang diinginkan. Harus matang dulu studi awalnya, dengan begitu perencanaan selanjutnya juga akan berjalan optimal,” sebut Purnawan.
Purnawan memandang, yang terpenting saat ini adalah perencanaan lebih matang mengatasi kemacetan di Padang, sehingga ke depannya tidak akan menjadi polemik berkepanjangan. Apalagi Simpang Presiden jalan utama dimana volume kendaraan setiap tahun akan meningkat, maka kemacetan pun tidak akan bisa dihindari ke depannya.
Perlu Diapresiasi
Kendatin demikian, Purnawan mengapresiasi usaha Dishub Padang dalam menerapkan skenario manajemen lalu lintas dengan harapan dapat berfungsi dengan optimal. Namun menurut dia, hal tersebut perlu sosiasilasi kepada masyarakat agar skenario yang diterapkan diketahui oleh masyarakat kota Padang.
“Seharusnya Dishub melakukan sosialisasi kepada masyarakat jadi mereka tahu kalau ada skenario manejeman lalu lintas di jalur tersebut. Sosialisasinya juga dapat dilakukan melalui koran, leaflet, TV dan media sosial sehingga tidak terjadi penumpukaan kendaraan di simpang ini,” ujar Purnawan.
Lurus Kok Jalan Terus?
Sementara, Robby (32), warga Tabing mengatakan, sejak diterapkannya skenario lalu lintas di Simpang Presiden, banyak warga yang kebingungan saat melintas di simpang tersebut. Sebab, mayoritas warga tidak paham bagaimana tata cara melewati kawasan itu.
“Sebelumnya kan kalau lurus langsung saja, tapi karena ada lampu merah pada umumnya kendaraan berhenti, jadi saya ikutan berhenti juga. Nanti kalau tetap jalan khawatirnya nanti malah ditanggap polisi,” kata Robby.
Robby menyarankan kepada Dishub agar melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat supaya mereka tidak merasa kebingungan jika diberlakukannya skenario manajemen lalu lintas di Simpang Presiden.
“Perlu sosialisasi, supaya masyarakat tau kalau aturan baru. Kalau kayak gini, masyarakat ragu mau melintas di sini, akhirnya jalanan macet,” ujar Robby.
Sebelumnya diberitakan, Senin (1/7), Kepala Dishub Dian Fakri menantang siapapun yang mampu mencari solusi di perempatan Simpang Presiden Lamun Ombak tanpa macet menghadap dia. Sampai saat ini Dishub masih mencarikan solusi untuk mengatasi kemacetan di sana.
“Sudahlah, biarkan kami mengatur dulu, jangan diumpat terus, sabar dulu. Tapi kalau ngotot juga saya mau tantang siapa yang bisa mencarikan solusi tanpa macet di sana silakan hadapkan kepada saya,” cetus Dian. (mil)