ilustrasi (wikipedia)
PASAMAN, METRO–Warga jorong Rumbio, Nagari Kotorajo, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman, kini dibuat resah akibat kemunculan dua ekor beruang madu. Selain mengancam keselamatan warga, beruang tersebut juga memangsa hewan ternak dan mengamuk di tengah perkampungan.
Kepala Jorong Rumbio, M Syafei menjelaskan, kemunculan dua ekor beruang itu meresahkan warga setempat. Kini, kata dia, warga enggan untuk beraktivitas ke ladang karena khawatir diserang dan turut menjadi korban keganasan beruang tersebut. ”Akibat aktifitas beruang tersebut, masyarakat harus melakukan ronda malam. Sebab, satwa tersebut sering masuk ke pemukiman warga, dan ladang pertanian, pada malam hari,” ujar Syafei.
Selain ronda malam, pihaknya, kata dia, sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah serangan kedua ekor beruang. Mulai dari memasang kawat dan jaring pengaman di pemukiman penduduk setempat. ”Kami telah berupaya mencegah masuknya satwa liar tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kegiatan ronda malam di daerah ini. Selain itu, juga telah memasang kawat untuk menjeratnya, namun tidak ada hasil hingga saat ini,” kata Syafei.
Ia berharap, pihak terkait secepatnya melakukan penangkapan terhadap kedua ekor beruang itu, sebelum menimbulkan korban jiwa akibat serangan hewan buas itu. ”Kita harap pihak terkait segera menangkap beruang tersebut, dan mengambalikan ke habitat asli mereka. Warga tidak terusik jadinya,” katanya.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Pasaman, mengatakan telah menerima laporan dari masyarakat setempat. Warga, katanya, mulai terganggu dengan aktivitas satwa liar di daerah itu, salah satunya beruang madu. ”Sudah kita terima. Betul, beruang madu dalam beberapa minggu terakhir mulai masuk ke pemukiman warga dan merusak sejumlah tanam-tanaman di ladang milik petani,” katanya.
Kepala Seksi BKSDA Pasaman, Edi Candra membenarkan, bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat setempat, terkait berkeliarannya dua ekor satwa jenis beruang madu di pemukiman warga. ”Benar, dan sudah kita tindak lanjuti dengan memasang kerangkeng di area itu. Petugas juga sudah diterjunkan. Memang, keberadaan dua ekor beruang itu meresahkan, karena permukiman penduduk disasar,” katanya.
Ia menambahkan, jika dalam beberapa hari ke depan perangkap beruang madu tersebut tidak berhasil menangkap satwa dilindungi tersebut, maka nantinya pihak BKSDA akan terjun lansung ke lapangan untuk melakukan penembakan peluru bius. ”Menjaga beruang madu itu tetap hidup itu penting, karena satwa itu dilindungi. Selanjutnya akan dipindahkan dan tidak mengancam nyawa penduduk setempat,” katanya.
Beruang madu yang mengganggu aktivitas masyarakat di daerah tersebut, berjumlah dua ekor. Satwa tersebut masuk ke pemukiman dan ladang masyarakat. Selain mengancam nyawa, beruang itu juga memangsa sejumlah ternak warga.
Pihak BKSDA sendiri menjelaskan, masuknya beruang madu ke pemukiman dan ladang warga, diperkirakan akibat rusaknya habitat asli mereka di dalam hutan, itu disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Beruang madu merupakan hewan yang dilindungi, sesuai PP Nomor 07 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, tentang Hewan Dilindungi. (y)