PADANG, METRO – Dinas Kebudayaan Sumbar melaksanakan Silek Art Festival (SAF) 2019. Pelaksanaa SAF ini merupakan yang kedua kali digelar, setelah sukses pada penyelenggaraan pertama tahun 2018.
SAF tahun ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Di mana tidak hanya menampilkan berbagai atraksi aliran silek Minangkabau, tetapi juga rangkaian agenda kebudayaan lainnya yang terkait dengan silek.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan, kegiatan SAF ini merupakan bentuk kepedulian Pemprov Sumbar terhadap warisan budaya yang ada di Sumbar. Apalagi silek ini merupakan budaya yang lahir turun temurun sejak dahulu hingga saat ini.
“Untuk itu agar silek ini dapat dikenal hingga pentas dunia, maka kegiatan SAF ini sangat penting,” ujar Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno saat konferensi pers di Istana Gubernur, Rabu (26/6).
Irwan, dengan kegiatan ini diharapkan dapat menjaga tradisi silek yang ada di Sumbar. Selain itu, tujuan kegiatan ini untuk menjemput atau mengumpulkan aliran-aliran silek yang ada di Sumbar.
“Kita ingin nantinya dengan kegiatan SAF ini dapat menjadi sebuah pengetahuan bagi generasi muda untuk lebih menggenal silek yang merupakan warisan budaya. Sehingga, generasi muda ini dapat memahami pengetahuan tentang silek dan tentunya mempelajarinya,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti mengungkapkan, setelah tahun lalu SAF dengan tagline “Panjapuik Piutang Lamo”. Tahun ini silek art festival menggangkat tagline “Sapakaik Mangko Balega”.
“Kita lebih menfokuskan dalam membangkitkan semangat seni dan budaya silek dalam setiap pertunjukan, dan nantinya seluruh rangkaian akan di fokus dalam arsip dan dokumentasi,” ujarnya.
Dikatakannya, program kali ini akan dihimpun kembali seluruh pengetahuan tentang silek, mengingat silek sebagai kekayaan budaya di Minangkabau telah berkembang ke daerah lain di Indonesia, negara-negara Melayu, juga ke sejumlah negara lain di dunia.
“Perkembangan tersebut merupakan sebuah gambaran bagaimana silek merupakan sebuah hasil kebudayaan dengan basis budaya Minangkabau memiliki nilai-nilai penting, yang dapat dipergunakan dalam menjalani kehidupan manusia,” tuturnya.
Selain itu, silek juga telah diusulkan dan sedang dalam proses penilaian untuk ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia melalui UNESCO.
“Kegiatan SAF 2019 ini juga salah satu dukungan untuk menguatkan pengajuan silek sebagai warisan dunia,” tukasnya.
Direktur Festival SAF 2019, Ediwar mengungkapkan, pelaksaaan SAF 2019 akan dilaksanakan dari tanggal 19 hingga 31 Agustus mendatang. Kegiatan akan meliputi pra-festival dan festival yang akan dilaksanakan di Kota Padang, Kota Solok, Kota Payokumbuh, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Sijunjung. (fan)















