PADANG, METRO – Jelang 2020, Malaysia menargetkan sebanyak 30 juta wisatawan dengan pendapatan RM100 miliar. Di antaranya adalah dari wisatawan Indonesia sebanyak 3,9 juta wisatawan.
Dalam upaya tersebut, Tourism Malaysia kembali mengunjungi Kota Padang. Mereka menyertakan lima pelaku industri pariwisatanya, yakni Sunway Lagoon, Berjaya Hotel Penang, Adventist Hospital Penal, Institut Jantung Negara dan Asian Overland Services & Tour.
Mereka hadir di Grand Inna Muara Padang, Selasa (25/6), untuk memberikan informasi terkini berkenaan dengan produk, fasilitas dan jasa yang mereka tawarkan di tahun 2019. Selain itu, juga membuka kesempatan kepada kedua pihak untuk bertukar pandangan, menjalin hubungan persahatan yang lebih erat dan hubungan perniagaan yang lebih baik antara pelaku industri pariwisata Malaysia dan Indonesia, khususnya Sumbar.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Deputi Direktur Perencanaan Tourism Malaysia En Zulkifly bin Md Said.
“Banyak warga Indonesia yang senang berkunjung ke Malaysia, karena kemudahan dalam berkomunikasi, makanan dengan cita rasa yang kurang lebih sama, berbelanja dengan banyak pilihan. Serta yang paling utama adalah harga tiket pesawat yang lebih murah dibanding harga tiket pesawat domestik,” kata Zulkifli.
Menurut Zulkifli, kebanyakan orang Indonesia datang ke Malaysia dalam rangka liburan bersama keluarga atau teman-temannya, melawat saudara dan teman, atau untuk berbelanja dan berobat.
Dikatakan, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Singapura, dalam hal jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Malaysia.
“Totalnya, ada 3,3 juta pelancong dari Indonesia pada tahun 2018 yang datang ke Malaysia. Meningkat 17,2 persen dibanding tahun sebelmnya,” lanjutnya.
Pada periode Januari hingga Maret 2019, tercatat 924.916 pelancong Indonesia yang mengunjungi Malaysia. Atau meningkat 17,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Malaysia menargetkan 30 juta pelancong dengan pendapatan RM100 miliar menjelang tahun 2020, dengan pelancong Indonesia sebanyak 3,9 juta pelancong,” tutupnya.
Direktur Tourism Malaysia Medan, Azhari Haroon, menyebutkan, saat ini Malaysia menawarkan pariwisata yang value for money dan well-developed infrastructure, dengan perancangan pembangunan high-speed railway antara Kuala Lumpur dan Singapura.
“Kini Malaysia sudah mempunyai sedikitnya 17 theme park dengan kualitas yang baik, dari yang sangat booming seperti Sunway Lagoon, Lost World of Tambun, Legoland, MAPS, Genting Highland, I-City, dsb sampai dengan yang belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat Sumatera,” ungkapnya.
Sementara, Ketua ASITA (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies) Sumbar Ian Hanafiah menyebutkan, di era serba mahal saat ini, wisata yang murah dan menyenangkan memang berkunjung ke Malaysia. “Harga paket wisatanya sangat murah dibanding dengan harga tiket domestik,” kata Ian.
Menurutnya, karena harga tiket mahal, wisatawan domestik turun 50 persen ke Bali yang selama ini menjadi favorit. Dampaknya, Malaysia sangat diuntungkan dengan tiket murah penerbangan internasional. Ia berharap, tiket pesawat domestik segera turun kembali, sehingga pariwisata domestik kembali bergairah.
“Dapat disebut, sekarang Malaysia tinggal santai saja tunggu orang Indonesia datang. Yang penting siapkan saja destinasi wisata yang baik. Kami lihat Malaysia mampu memanfaatkan peluang. Sekarang banyak orang Indonesia berobat ke Malaysia.
Sekarang Indonesia harus belajar banyak ke Malaysia. Ibarat kata negara jiran (bertetangga, red) ini Konco arek, lawan kareh. Harusnya saling mengisi. Biar saling berkunjung,” katanya. (r)