SAWAHAN, METRO – Setelah dipastikan merajai hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 untuk DPRD Kota Padang dengan meraih 11 kursi, Partai Gerindra berhak atas jatah jabatan ketua dewan. Jika mengacu pada perolehan suara terbanyak, ada tiga kader Gerindra yang berpeluang menjadi ketua DPRD Kota Padang.
Mengacu pada hasil rekapitulasi suara Pileg Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang, posisi pertama adalah Syafrial Kami dari Daerah Pemilihan (Dapil) 2 (Kuranji, Pauh). Dia berhasil meraih jumlah suara terbanyak 7.091. Sebelumnya, Syafrial Kani menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Padang.
Posisi kedua adalah Bendahara DPC Partai Gerindra, Mastilizal Aye. Caleg nomor urut 1 untuk Dapil V meliputi Kecamatan Nanggalo, Padang Utara dan Padang Barat ini sudah dipastikan lolos ke gedung bundar setelah meraup suara kedua terbanyak dengan jumlah total 4.964.
Sedangkan, di posisi ke 3 yaitu, Delma Putra. Dia adalah Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Padang. Nasib mujur rupanya sedang berpihak kepada Delma Putra. Momen pemilu tahun ini, dia lolos dan kembali dipastikan menduduki kursi DPRD Kota Padang dengan total raihan suara 4.186.
Menanggapi hal itu, mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerindra Padang Barat, Anif Bakrie menuturkan, meskipun Syafrial Kani berhasil meraih suara terbanyak belum tentu menjabat ketua DPRD. Semua itu, kata dia, tergantung keputusan pimpinan partai dalam hal ini, DPP Gerindra.
“Di Gerindra tidak ada istilah suara terbanyak. Yang pantas itu Mastilizal Aye, Amran Tono, dan Budi S. Tiga orang ini layak dan pantas karena mereka senior Gerindra di Kota Padang,” kata senior partai gerindra itu kepada POSMETRO, Rabu (19/6).
Anif menegaskan, Syafrial Kani yang saat ini bisa menjabat sebagai ketua DPC Partai Gerindra Padang karena ’kecelakaan’ di tubuh partai Gerindra saat itu. Sehingga, sebagai alternatif dia ditunjuk menjadi ketua menggantikan posisi almarhum Afirizal BAC.
“Memang iya saat ini Syafrial Kani menjabat sebagai ketua DPC. Tapi dia menjadi ketua karena ’kecelakaan’, dan belum tentu juga dia diangkat menjadi Ketua DPRD meskipun memperoleh suara terbanyak,” ujar ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Pembela Kebenaran (Peran) itu.
Begitu pula Elly Thrisyanti, Anif menyebut, Elly bisa menjadi ketua DPRD Kota Padang saat ini karena ada kasus Erisman atas dugaan mempergunakan buku nikah palsu. Maka yang bisa mendinginkan suasana Gerindra Padang, internal partai menunjuk Elly walaupun posisi dia sulit lantaran dia perempuan.
“Dan, gak layak loh perempuan jadi ketua, boleh sih emansipasi. Tapi, untuk jadi ketua DPRD tidak layak. Jadi sekarang kalau dilihat saya condong kepada mereka bertiga sebagai senior Gerindra Kota Padang, Mastilizal Aye, Budi S, dan Amran Tono,” sebut Anif.
Dalam menentukan jabatan ketua pada Gerindra, sambung Anif, tidak berlaku sistem suara terbanyak dan tidak ada istilah kepemimpinan. Saat ini yang berlaku pada Partai Gerindra adalah sistem mandat. Ini dimaksudkan untuk meminimalisasi potensi perpecahan kader di daerah.
“Jadi putusannya terserah DPP, dan kami harus terima sebagai kader. Makanya dulu Emnu bisa jadi ketua, begitu juga Erisman dipilih menjadi ketua. Karena dari internal partai sistemnya mandat dan itu harga mati tidak bisa diganggu gugat,” tegas Anif.
Selain itu, tambah Anif, sistemnya juga melihat dari penilaian loyalitas, penilaian hasil kerja, dan pengkaderan. Menurut dia, DPP lebih mengetahui sosok seperti apa yang dibutuhkan untuk membesarkan Gerindra. Maka tak heran banyak pertimbangan oleh pihak DPP dalam pemilihan ketua.
“Dan keberhasilan Gerindra di Padang dengan kursi yang diperoleh saat ini bukan karena ada sosok Syafrial Kani-nya.
Tapi karena kebesaran nama Prabowo. Semua kami yang ada di Kota Padang dan Sumbar bisa menang karena pengaruh sosok Prabowo di Sumbar,” imbuh Anif.
Sebelumnya diberitakan, Pengamat Politik dari Universitas Andalas Padang, Najmuddin M Rasul menilai, tiga nama mencuat untuk menduduki kursi Ketua DPRD Kota Padang. Dia memprediksi nama Syafrial Kani, Budi S, dan Elly Thrisyanti. Syafrial Kani, kata dia, punya kelebihan di struktur partai. Beliau memegang jabatan strategis sebagai Ketua DPC Kota Padang.
“Beliau ini punya rekam jejak yang cukup bagus, jika dilihat dari sisi perolehan suara, tentu juga sepatutnya Syafrial Kani,” ujar Najmuddin, beberapa waktu lalu.
Sementara Elly Thrisyanti, kata Najmuddin, juga punya pengalaman di DPRD Padang. Di periode 2014-2019 Elly menjabat sebagai ketua DPRD Padang, ini merupakan posisi yang sangat strategis. “Peluang buk Elly tetap ada,” sebut Najmuddin.
Begitu pun Budi S, Najmuddin menganggap, Budi S punya kemampuan mumpuni menjabat Ketua DPRD. Alasannya, beliau sangat aktif. Maka, menurut dia, kedua caleg ini memiliki mekanisme internal untuk menduduki posisi ketua. Karena, keputusan partai mutlak, meskipun ada caleg memperoleh suara terbanyak.
“Meski memperoleh suara terbanyak, tidak memungkinkan ada penyegaran. Budi berpeluang karena sosok yang energik, ikhlas bekerja untuk kepentingan masyarakat, namun siapa ketua DPRD nanti itu ada di internal Partai Gerindra,” ujar Doktor Komunikasi Politik jebolan Universitas Kebangsaan itu. (mil)