AIAMANIH, METRO – Sejumlah rumah di Kelurahan Aiamanih, Kecamatan Padang Selatan, terancam abrasi pantai. Setiap hari, dari pengakuan warga, mereka dihantui perasaan was-was, sebab setiap pagi dan malam ombak besar selalu terjadi.
Salah seorang warga yang rumahnya sudah berada di bibir pantai, yaitu Juslaini (45), mengaku jika rumah yang sudah lama didiaminya tersebut, sangat dekat dengan laut. Padahal dulu jarak antara rumahnya dengan pantai cukup jauh.
Namun lama kelamaan, tanah-tanah di samping rumahnya yang menghadap ke laut mulai terkikis. Juslaini mengatakan, pengikisan oleh ombak tersebut paling parah dialaminya pada 2018 lalu.
Ia menjelaskan, untuk bisa mempertahankan keberadaan rumah yang didiaminya bersama suami dan ketiga anaknya, Juslaini memasang batu-batu di bagian samping rumah yang menghadap ke laut. Sebelumnya, juga pernah menggunakan dengan karung-karung pasir.
“Sekarang pasir sudah susah dicari. Untung saja ada batu-batu ini untuk menghadang ombak, sehingga kami bisa bertahan di rumah ini,” ujarnya, Selasa (18/6).
Juslaini mengaku bila ombak besar terjadi, air laut masuk ke rumahnya disertai pasir. Bila pasir laut masuk ke rumah, ia bersama keluarganya mesti bekerja keras membersihkan pasir yang masuk tersebut.
Ia menerangkan, masuknya air dan pasir ke rumahnya disebabkan dinding yang menghadap ke laut hanya ditutupi seng dan terpal.
“Dulu rumah saya ini, dindingnya dari kayu. Namun karena sering diterjang ombak, dinding kayu tersebut hancur dan terpaksa diganti dengan seng dan terpal,” tukas Juslaini.
Juslaini mengaku bersedia pindah rumah ke kawasan lain. Namun, ia terkendala biaya untuk bisa membeli tanah guna membangun rumah. Terpaksalah ia tetap bertahan di rumahnya saat ini, meski maut terus mengancam.
Ia berharap pemerintah bisa membangun batu grib di pantai dekat rumahnya. Sehingga dengan keberadaan batu grib tersebut, bisa menghadang laju ombak ke rumahnya.
Juslani menyebut, bahwa dulu pernah mengusulkan ke kelurahan untuk memasang grib. Kemudian, ketika Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengunjungi kawasan itu 2018 lalu, juga berjanji akan memasang batu grib, namun hingga saat ini belum ada realisasinya.
“Begitu juga, ada juga calon legislatif yang juga berjanji akan memasang batu grib, namun hingga kini masih nihil,” ucapnya.
Juslaini mengatakan, bila ombak besar pada malam hari, ia diliputi rasa was-was. Terkadang ia harus tidur di luar rumah, sebagai langkah waspada dan antisipasi bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Suami Juslaini, Dedi Iskandar (45) mengaku, Juni hingga Oktober ini diprediksi ombak besar akan sering terjadi. Untuk itu, ia bersama keluarga sudah siap siaga menghadapi ancaman tersebut. Selain rumah Juslaini, masih ada rumah-rumah warga lainnya di Kelurahan Air Manis yang berada dekat dengan pantai.
Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Kota Padang, Wismar Pandjaitan mengharapkan Pemko Padang melakukan koordinasi dengan Pemprov Sumbar mengenai pembangunan batu grib. Sebab kawasan itu kewenangannya ada di Pemprov Sumbar.
“Wali Kota diminta komunikasi dengan Dinas PUPR Sumbar soal masalah ini,” ujar kader PDI Perjuangan, Rabu (19/6).
Menurutnya, pemasangan batu grib memang harus direalisasikan di kawasan itu, supaya rumah masyarakat tak habis jika dilanda abrasi pantai serta kerugian besar dan berlarut-larut tidak terjadi lagi.
Selanjutnya, kerjasama Pemprov Sumbar dalam menuntaskan hal ini juga diharapkan, agar keselamatan masyarakat sekitar terjamin dan rumah yang ditempatinya aman dan nyaman dari ancaman air.
Sekretaris Komisi III DPRD Kota Padang, Mailinda Rose meminta kepada Pemko Padang menyelesaikan persoalan tersebut secara bertahap. Jika kewenangannya ada di Provinsi maka surati Gubernur, sehingga SOPD berwenang dapat melakukan pemasangan batu grib serta masalah ini tak berlarut-larut dialami warga.
“Wali kota harus mengusulkan permohonan bantuan ke Pemprov Sumbar,” ujar kader NasDem ini.
Apabila kewenangannya di Padang, menurut dia, DPRD siap mengajukan pembangunan batu grib di Perubahan APBD yang rencananya dibahas awal Juli 2019 ini. Tujuannya, agar pembangunan dapat dilakukan nanti serta keresahan warga soal ancaman abrasi pantai tak ditemui lagi.
Lalu, kepada instansi terkait diminta segera melakukan pembangunan batu gribjika anggaran sudah ada. “Ini demi mewujudkan keselamatan masyarakat serta menghindari kerugian besar,” sebut Rose sapaan akrab wakil rakyat ini. (uki/ade)