SOLSEL, METRO – Nagari Pauah Duo Nanbatigo, Kecamatan Pauah Duo, Kabupaten Solok Selatan (Solsel) mendirikan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) untuk pemberdayaan di dalam Nagari. Seperti terbukanya lapangan kerja dan memberikan pemasukan Pendapat Asli Nagari (PAN).
“Tujuan didirikan BUMNag ini untuk pemberdayaan di dalam nagari, yaitu menciptakan lapangan kerja bagi generasi di Nagari dan menghasilkan PAN,”ujar Wali Nagari Pauah Duo Nanbatigo, Lukfi, Selasa (18/6).
BUMNag Pauah Duo Nan Batigo, ini diberi nama Alam Marinteh Mandiri yang bergerak di bidang perkebunan. Saat ini dalam pengembangan kebun kopi yang sudah tertanam seluas 12 hektare. Total Luas lahan 15 hektare, rencana semuanya akan ditanami kopi.
Dijelaskan, lahan perkebunan kopi ini berada diketinggian 1.300 Mdpl ini sudah ditanam sejak awal tahun 2017 sebanyak 30 ribu batang. “Saat ini, sudah akan memulai masa produksi dengan luas tanam 12 hektar,”ungkap Lukfi.
Menurutnya, rencana kedepannya, perkebunan kopi ini akan dijadikan lokasi agrobisnis. Dimana nagari akan berusaha mendirikan pabrik pengolahan kopi hingga menjadi bubuk kopi siap saji.
“Pengunjung bisa menikmati perkebunan ini sambil menikmati suguhan kopi, serta cara pengolahannay dari awal hingga siap diminum,” sebut Lukfi.
Dimana, lahan kopi itu di bawah binaan Starbuck Training Center, Berastagi Medan. Semua proses penanaman hingga menjadi besar berdasarkan petunjuknya.
Lahan Kopi yang berada di hulu Bangko ini berjenis Arabika. Saat ini BUMNag itu baru fokus pada satu kegiatan saja yaitu perkebunan kopi, dimana kami sedang berusaha mencari bantuan untuk pengolahan kopi.
“Kami sedang menyusun proposal untuk diajukan ke Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal untuk mendapatkan bantuan pendirian Pabrik pengolahan kopi,” jelas Lukfi.
Namun, jika itu belum terealisasi, kami akan menjual hasil panen kopi, secara mentah maupun telah berupa biji ke para distributor kopi yang ada. Selanjutnya kami juga berusaha mencari pendanaan dari daerah seperti kabupaten dan provinsi untuk mendapatkan mesin pengolahan kopi.
“Kami terus berusaha untuk mendapatkan bantuan mesin pengolahan kopi, tapi kami ingin nantinya memiliki pabrik kopi sendiri. Kami melihat untuk jangka panjangnya bukan hanya sekadar sesaat,” pungkas Lukfi. (afr)