JAKARTA, METRO – Bahan bakar B30 (campuran biodiesel 30 persen pada solar) rencananya mulai digunakan pada Januari 2020. Kebijakan itu diambil untuk mengurangi ketergantungan impor dan menyediakan BBM yang ramah lingkungan.
Kementerian ESDM meluncurkan road test penggunaan bahan bakar B30 pada kendaraan bermesin diesel, Kamis (13/6).
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, tidak hanya uji jalan, road test tersebut juga bertujuan mempromosikan kepada masyarakat bahwa dengan menggunakan bahan bakar B30, performa dan akselerasi kendaraan tidak turun.
Perawatannya juga tidak memakan biaya tambahan yang besar. Menurut dia, mandatori B30 itu merupakan langkah kongkret pemerintah dalam mengembangkan industri kelapa sawit.
“Menjamin ketersediaan dan kestabilan harga BBM dalam negeri,” jelasnya.
Dalam road test B30 tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) turut dilibatkan. Menurut dia, produsen otomotif perlu memberikan masukan bagaimana B30 diterapkan pada mesin yang diproduksi.
“Output-nya berupa rekomendasi kesiapan B30 tahun depan. Oktober kami ingin menyampaikan rekomendasi,” jelasnya.
Road test penggunaan B30 itu tidak hanya dilaksanakan pada kendaraan bermesin diesel. Tahun depan, pengujian sejenis juga akan dilakukan pada kereta api, angkutan laut, dan alat berat di pertambangan. Diharapkan, konsumsi biodiesel dalam negeri pada 2025 akan meningkat hingga 6,9 juta kiloliter.
Sementara itu, konsumsi biodiesel 2018 sudah mencapai 3,8 juta kiloliter. “Program biodiesel nasional akan menghemat devisa dan mengurangi ketergantungan impor BBM,” imbuhnya. (jpnn)












