PADANG, METRO – Budaya masyarakat Idul Fitri dan halal bi halal tidak bisa dipisahkan, sebab keduanya saling berkaitan dengan kebersamaan. Maka , Korem 032/Wirabraja menggelar halal bi halal bersama prajurit, PNS, dan Persatuan Istri Prajurit (Persit) KCK Koorcab Rem 032 PD I Bukit Barisan. Dalam halalbihalal itu, Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo SIP menekankan, pentingnya kembali ke fitrah jati diri sebagai seorang prajurit. Salah satunya, dengan meningkat sumber daya manusia (SDM) dan kompetensi diri. “Momentum halalbihalal ini kita tekankan, semua prajurit harus kembali ke fitrahnya sebagai prajurit. Jangan digoyah oleh siapapun,” kata suasana di Makorem 032/Wbr Padang, Kamis (13/6).
Sebelumnya, sejatinya halalbihalal menurutnya, untuk merekatkan kembali keretakan huhungan selama ini. Dengan alasan itu pula, semua prajurit tidak boleh saling memecah-belah, tapi justru harus sama-sama bersatu membesarkan organisasi di lingkungan TNI AD.“Jika ada yang suka menghasut, mengadu domba, itulah oknum yang suka memecah-belah. Prajurit yang semestinya kita bersatu untuk lebih kuat,” tegas Kunto.
Selain itu, setiap prajurit harus memiliki jiwa kesatria, pemberani dan percaya diri dalam mempertahankan kedaulatan bangsa, memelihara tetap tegaknya Pancasila dan UUD 1945. Alasannya, TNI AD adalah merupakan garda terdepan dalam mengamankan dan mempertahankan kedaulatan di daerah daratan. Dalam mempertahankan kedaulatan ini, setiap prajurit harus kuat, dan siap ‘jemput bola’ tanpa harus menunggu terjadinya peristiwa. Apalagi, suatu daerah kedaulatan NKRI sampai ‘dicaplok’ oleh orang Asing.
“Prajurit tidak boleh penakut. Kalau ada yang penakut dan tunduk terhadap kesemena-menaan Asing, itu berarti boneka dan antek-antek Asing,” jelasnya lantang di hadapan Ratusan prajurit TNI, PNS dan anggota Persit yang hadir.
Dalam pemaparannya, saat ini tanah air sedang diserang dari berbagai sisi untuk melemahkan pertahanan. Baik secara ideologi, ekonomi, politik, bahkan sosial. Maka sebab itu pula, semua elemen harus saling bersinergi dan berperan sebagai tanggung-jawabnya masing-masing. “Dalam memperkuat ketahanan, dan menangkal segala serangan, upaya utama yakni saling berkoordinasi atau bersinergi. Kalau sendiri-sendiri, tentu kita akan semakin lemah,” ujar Danrem.
Dalam kesempatan tersebut Danrem juga menyampaikan para Babinsa harus mampu menggunakan dan menguasai Informasi dan Teknologi sehingga mampu memperesentasikan kegiatan kegiatan Babinsa di wilayah desa yang menjadi tanggung jawab binaannya. (ped)