PADANG, METRO – Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Setdaprov Sumbar, Benni Warlis mengingatkan pedagang daging di pasar-pasar tradisional, agar tidak menjual daging impor sapi ke masyarakat. Pasalnya, masuknya daging sapi impor ke pasar tradisional ini bisa menjatuhkan harga daging sapi lokal di pasaran.
”Dampaknya, bisa membuat harga daging sapi lokal anjlok. Pemprov Sumbar memastikan Sumbar belum membutuhkan daging sapi impor, karena produksi daging lokal masih mencukupi,” tegas Benni, kemarin.
Benni menambahkan, daging impor yang masuk ini dapat menciderai peternak loKal. Apalagi harga yang dijual, jauh dari pasaran lokal. Harga daging impor bisa diperoleh seharga Rp80ribu per kg. Sehingga dari segi harga tidak bersaing. “Harga daging impor ini memang jauh dari pasaran lokal, ini dapat merusak harga dan tentu akan merugikan peternak lokal,” katanya.
Untuk itu ungkapnya, dalam menindak peredaran daging impor ke Sumbar, maka perlu pengaktifan satgas pangan untuk memantau peredaran daging impor ini. Apalagi daging impor ini mesti disimpan dengan baik karena mesti terjamin kehigienisannya.
”Kita akan terus melakukan pemantauan ke daerah dengan satgas, jika ditemukan daging impor dijual di pasaran lokal, akan kita lakukan langkah selanjutnya, kita di Sumbar belum izinkan untuk impor,” tegasnya.
Pemantauan Harga Jelang Lebaran
Terkait dengan harga jelang Hari Raya Idul Fitri ini terang Benni, dari informasi di lapangan, harga kebutuhan pokok masih terkendali. Belum ada informasi harga yang melonjak, apalagi selama Ramadhan ini, Pemprov Sumbar melakukan pasar murah di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Seperti Disperindag Sumbar, Biro Perekonomian Setdaprov Sumbar, Dinas Peternakan Sumbar dan Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, serta beberapa instansi lainnya.”Jadi, untuk harga masih tekendali jelang lebaran. Kita harapkan tidak ada gejolak hingga lebaran nanti,” pungkasnya. (fan)
