PADANG, METRO – Pekan kedua bulan Ramadhan peminat kue lebaran masih terlihat sepi. Hal itu diungkapkan Hari, pemasok kue kering lebaran. Menurut dia, berbagai jenis panganan kue kering belum diburu masyarakat.
”Dagangannya masih sepi, sebab pembeli cenderung mencari kue saat mendekati lebaran, minimal 10 hari menjelang lebaran. Pada saat itulah, permintaan kue kering meningkat 100 persen,” ungkap Hari saat dihubungi, Jumat (17/5).
Berdasar pengalaman tahun lalu, ungkap Hari, pembeli mulai ramai sepekan jelang lebaran. Bahkan untuk memenuhi permintaan konsumen, dirinya harus menambah tenaga kerja sampai 50 orang.
Meski saat ini dagangan masih sepi, Hari tetap optimis kue kering lebaran akan laris karena, tradisi lebaran yang harus menyediakan kue di setiap rumah. Begitu pula ketika harga kue naik karena harga telur yang meningkat, namun Hari yakin, pembeli tidak akan lari, karena kue lebaran merupakan kebutuhan lebaran.
Pedagang lainnya, Rona (35) mengaku, jika pertengahan bulan puasa ini belum terlalu banyak permintaan kue kering. Biasanya, menurut dia, banyak warga yang membeli kue pada 3 hari menjelang hari Lebaran.
”Kalau sekarang belum banyak permintaan, mungkin kalau sekarang masyarakat lebih memilih membeli baju lebaran dulu, nanti pas akhir-akhir puasa banyak permintaan kue kering,” ujar Rona.
Rona merinci, ragam kue kering yang dijualnya berharga antara Rp45-60 ribu perkilogram. Dengan masih minimnya pembeli, kata dia, omsetnya saat ini sekitar Rp1 juta perhari. Namun, jika sudah 3 hari jelang hari raya, pendapatannya bisa Rp5-6 juta perhari.
”Tapi kalau sudah tiga hari menjelang hari raya pendapat kami bisa mencapai Rp6 juta,” ujar Rona.
Lebih lanjut, sambung Rona, kue kering yang dijualnya dan dipesan mulai dari seluruh provinsi Sumbar hingga Jakarta, paling banyak dibeli oleh kaum ibu-ibu karena sibuk dengan pekerjaan yang akhirnya tidak sempat membuat kue.
”Mereka order sama saya pas habis tarawih karena siang hari mereka sibuk kerja,” pungkasnya. (mil)
