PADANG, METRO – Makanan tradisional lamang tapai masih dicari masyarakat untuk dijadikan menu favorit di santapan berbuka puasa. Lamang dengan ciri khas terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dalam bambu muda. Bahan utamanya adalah beras ketam putih, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam.
Syafrizal, penjual lamang yang biasa berjualan di kawasan Padang Baru (samping Masjid Raya Sumbar) mengatakan, bulan Ramadhan ia masih tetap berjualan, karena banyak pelanggan yang mencari lamang untuk dijadikan menu berbuka puasa. Pembeli ada dari kalangan anak muda maupun orang tua.
”Lamang dibuat oleh istri saya di rumah. Bahannya adalah beras ketam putih, santan kelapa, daun pandan, dan sedikit garam. Lamang juga ada variasi didalamnya, ada lamang yang didalamnya dicampur Pisang ditengahnya, ada lamang yang diberi gula merah (gulo saka),” jelas Syafrizal, Jumat (17/5).
”Yang banyak dicari adalah lamang dengan campuran pisang ditengahnya. Harga sangat terjangkau untuk masyarakat, kebanyakan orang membeli dengan kisaran Rp.5.000 perpotongan batang lamang, jarang yang membeli lamang satu batangnya, lamang dilengkapi dengan variasi Ketan hitam, ketan hitam dijual dengan harga Rp5.000 perbungkusnya,” tambahnya.
Harga satu batang lamang panjang adalah Rp50.000 sedangkan harga satu batang lamang pendek adalah Rp30.000.
Lamang tapai adalah jajanan khas pasar tradisional adat Minangkabau, Lamang tapai adalah makanan atau jajanan pasar tradisional yang terbuat dari beras ketan. Lamang tapai dimasak menggunakan medium bambu dan disajikan bersama dengan tape atau masyarakat sekitar menyebutnya dengan tapai ketan hitam.
Jajanan pasar ini lamang tidak hanya terdapat di Sumatera Barat saja, di daerah timur Indonesia lamang dikenal dengan nama nasi ketan bambu. Bedanya, bagi masyarakat minang, lamang disantap dengan tapai ketan hitam, sedangkan di daerah lain memiliki campuran tersendiri. (e)













