AMPANG, METRO – Hari pertama puasa Ramadhan, Senin (6/5), suasana Kota Padang tampak sunyi. Seluruh warung makan, sejumlah toko tertutup rapat. Beberapa diantaranya, bahkan menempelkan kertas berisi imbauan pemerintah melarang berbuka di waktu berpuasa. Suasana jalan pun lengang. Tidak ada kesibukan seperti hari-hari biasa.
Pantauan di lapangan, tampak sehari sebelumnya pun, Kota Padang sudah sepi. Namun, tidak sesenyap hari ini. Di Jalan Ampang misalnya, biasanya jalanan ini dipadati oleh pengendara yang ingin ke perkantoran dan pusat perbelanjaan. Lengangnya suasana Kota Padang lantaran sejumlah toko tutup. Meskipun ada yang buka, namun hanya beberapa toko saja.
Begitu juga di Jalan GOR H Agus Salim, yang biasanya macet dikarenakan aktivitas berolahraga dan pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di bahu jalan, sekarang tampak mereka tidak berjualan. Selain disebabkan hari pertama puasa, juga disebabkan panas terik dari pagi.
Menurut salah seorang warga Kota Padang, Syafrna Dewi (34), sepinya Kota Padang tidak terlepas dari rutinitas sebagian masyarakat yang menghabiskan libur di kampung halaman masing-masing di luar Kota Padang. Aktivitas pulang kampung ini tentu mempengaruhi mobilitas rutin di Padang.
”Mungkin karena banyak yang pulang kampung. Kan hari pertama puasa, pasti sebagian masyarakat ingin berbuka puasa dengan keluarga di kampung. Jadinya jalanan terlihat lengang,” ujar wanita beranak satu ini.
Terpisah, aktivitas sebagian warga di masjid juga tak banyak ditemukan. Pantauan POSMETRO di Masjid Taqwa Muhammadiyah, hanya beberapa orang yang tiduran, selebihnya melaksanakan aktivitas seperti main gadget atau HP Android dan shalat.
Hari pertama puasa, cuaca di Kota Padang paginya mendung dan siang hari cukup panas. Tak heran banyak warga yang tak memilih beristirahat di masjid. Suasana masjid tetap lengang selepas shalat Zuhur pada hari biasa, namun kemarin, masjid tetap ramai oleh jamaah yang memilih untuk malas-malasan sambil tiduran sejenak sebelum kembali ke rutinitas.
Mereka ada juga yang sambil baca Alquran dan, tidur, dan bersenda gurau bersama teman sambil bermain gadget. Meski pengurus masjid sudah berkali-kali mengingatkan jamaah agar tidak tidur di atas karpet tempat shalat. Namun banyak orang yang tidak menghiraukan imbauan tersebut. Padahal imbauan tersebut agar jamaah yang tidur tidak mengotori tempat sujud.
Rezki (27) salah seorang jamaah yang merupakan karyawan swasta mengaku sering tidur di masjid saat Ramadhan, “Sebenarnya bukan niat saya untuk bermalas-malasan.Namun, karena pada Ramadhan selepas shalat Zuhur tidak ada kegiatan lagi, makanya dimanfaatkan untuk istirahat di masjid,” ungkapnya
Pada hari biasa habis Zuhur ungkap Rezki, ia biasanya makan, sekarang tidak bisa karena puasa. Makanya, waktu itu digunakan untuk istirahat di masjid. “Mau kerja, pekerjaan sudah selesai, mau jalan tidak ada tujuan, lebih baik istirahat di masjid,” ujarnya.
Potret yang sama terjadi di sejumlah instansi pemerintah. Hanya bagian resepsionis yang nampak sibuk dan masih memperlihatkan aktivitas yang padat. Suasana sepi itu terlihat di Pemprov Sumbar. Bahkan, tidak banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berlalu lalang di lorong kantor.
Kendati demikian, berbeda dari biasanya, saat masuk waktu shalat Ashar. ASN dan juga pejabat lingkung Kantor Gubernur Sumbar memenuhi mushalla. Suasana itu nampak seperti saat waktu shalat Jumat. ASN tampaknya sangat berbahagia menikmati bulan puasa, bulan yang penuh pengampunan dan kasih sayang.
”Dari tahun ke tahun biasanya mushalla di hari pertama Ramadhan ini, penuh dipadati ASN,” kata salah seorang pegawai Pemprov Sumbar yang identitasnya enggan disebutkan.
Seperti diketahui, saat bulan puasa Pemko Padang kembali mengadakan program kegiatan Pesantren Ramadhan serentak di 104 kelurahan untuk santriwan dan santriwati tingkat SD dan SMP sederajat se-Kota Padang, dan para guru.
Tema Pesantren Ramadhan tahun 1440 Hijriyah 2019 Masehi yakni “Pembinaan Iman dan Takwa, Memperkokoh Adat Basandi Syara Syara Basandi Kitabullah (ABS-SBK)” dilaksanakan selama 17 hari yakni mulai 11-29 Mei 2019. Maka, proses belajar mengajar dipindahkan pada masjid dan mushalla.
Pesantren serentak ini, rencananya akan dibuka oleh Tim Kota Padang pada 11 Mei 2019 selesai shalat Subuh. Wali Kota Padang, Mahyeldi menyampaikan, Pesantren Ramadhan sejatinya adalah program konkret yang harus sukses dilaksanakan mulai dari perencanaan konsep kurikulumnya, pembekalan panitia hingga monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan kegiatan.
Dalam pencanangan tersebut juga diisi dengan pembacaan pernyataan sikap bersama tokoh organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, LSM dan organisasi keagamaan se-Kota Padang dalam rangka menyambut Ramadhan. Tujuannya untuk sama-sama menciptakan suasana Kota Padang yang kondusif selama Ramadhan 1440/2019. (mil/ade)