JATI, METRO – aDinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar membutuhkan keberadaan dokter spesialis untuk melayani masyarakat di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Kepala Dinkes Sumbar, Merry Yuliesday mengatakan, di Mentawai, yang termasuk kawasan 3T, tidak bisa hanya memiliki satu atau dua orang dokter spesialis. Perlu adanya penambahan dokter. Tujuannya, mempercepat pelayanan kepada masyarakat, yang membutuhkan pengobatan.
”Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal seperti Mentawai itu, sangat butuh dokter spesialis. Apalagi keberadaan dokter spesialis yang ada di sana tidak semuanya dapat menjangkau masyarakat yang berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang merupakan daerah pulau-pulau. Sementara akses untuk menjangkau pulau, juga belum memadai,” kata Merry, kemarin.
Untuk itu, Dinkes Sumbar hadir mengagendakan upaya pelayanan kesehatan secara massal, dengan menghadirkan dokter spesialis berbagai bidang ke kawasan tersebut. “Di sana masyarakatnya pada umum bekerja sebagai nelayan. Tapi ada juga beberapa sebagai petani sagu dan padi. Nah, kondisi seperti ini, selaku pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk terjadi seputar kesehatan. Dokter spesialis adalah solusinya, untuk hal tersebut,” ujar Merry.
Pada 27-29 Maret 2019 lalu, Dinkes Sumbar telah memberikan pelayanan kesehatan kepada ratusan masyarakat di wilayah Sioban, Mentawai. Kegiatannya bagian dari program bakti sosial, kerja sama dinas kesehatan dengan TMMD.
”Di bakti sosial itu, masyarakat sangat antusias. Selama ini masyarakat jika ingin membutuhkan pelayanan kesehatan mesti berjalan jauh dari rumahnya. Ini merupakan solusi untuk kebutuhan kesehatan masyarakat,” tambah Merry.
Dokter spesialis yang didatangkan ke Mentawai, memiliki keahlian diberbagai bidang, seperti bedah, penyakit dalam, dan anak. Dengan keahliannya, menurut Merry, dokter spesialis langsung menanggani masyarakat. Bahkan, dokter bedah ada yang langsung melakukan operasi.
Merry menyebutkan, penyakit terbanyak yang ditemukan di Mentawai masih terkait penyakit infeksi, kekurangan gizi dan kesehatan ibu khususnya ibu hamil serta juga kesehatan anak. Selain pelayanan medis, pengadaan obat juga butuh percepatan.
”Kami terus support percepatan obat kebutuhan obat di setiap daerah, termasuk di Mentawai,” pungkasnya. (mil)