Dalam kesempatan yang sama, Rieke juga mengapresiasi penanganan jalur kereta api yang terdampak banjir di petak jalan Duku–Bandara Internasional Minangkabau (BIM) serta Lubuk Alung–Kayu Tanam.
Dia menilai penanganan cepat di lokasi tersebut sangat krusial untuk memastikan perjalanan kereta api tetap aman, lancar, dan berorientasi pada keselamatan.
Aksesoris perjalanan
Selain penanganan operasional, Rieke turut menyampaikan apresiasi atas penyaluran bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkan KAI Divre II Sumatera Barat kepada masyarakat terdampak bencana.
Bantuan tersebut dinilai sebagai wujud nyata kepedulian BUMN terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
“Saat ini saya sedang bersama pejuang-pejuang Kereta Api Indonesia yang kebetulan menjadi koordinator untuk penanganan bantuan bencana di daerah Sumatera Barat.”
“Dan mereka luar biasa sudah menghimpun sampai 23 miliar, sudah disalurkan dan ada beberapa titik yang terdampak bencana, termasuk rel menuju Bandara Internasional Minangkabau. Alhamdulillah langsung mereka bisa selesaikan dengan baik, dengan cepat,” ungkap Rieke.
Sementara itu, Kepala KAI Divre II Sumatera Barat, Muh. Tri Setyawan, menegaskan bahwa dalam setiap tahapan penanganan pascabencana, KAI senantiasa mengedepankan aspek keselamatan perjalanan kereta api sebagai prioritas utama.
Sebagai Koordinator Satgas Bencana BUMN di wilayah Sumatera Barat, KAI Divre II Sumbar juga bergerak cepat dalam menyalurkan bantuan serta mengoordinasikan kontribusi dari berbagai BUMN yang tergabung dalam Satgas Bencana Nasional Sumatera Barat.
Total bantuan yang berhasil dihimpun mencapai Rp23 miliar dan disalurkan untuk mendukung percepatan pemulihan pascabencana serta membantu masyarakat terdampak.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Humas KAI Divre II Sumatera Barat, Reza Shahab, menyampaikan bahwa di tengah penanganan dampak bencana, KAI tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang dan masyarakat. (fan/rel)













