Dr. Nguyen Thi Phuong Thao menyatakan, capaian industri penerbangan tidak dapat dilepaskan dari kerja kolektif dan ketahanan organisasi dalam menghadapi tekanan global.
“Masa lalu dan masa kini berpadu saat kami melangkah ke masa depan, disatukan tekad dan keyakinan bersama untuk membangun Vietnam yang terbuka dan terhubung dengan dunia,” ujar Dr. Thao dalam pernyataannya.
“Pengakuan ini menjadi motivasi bagi puluhan ribu karyawan yang bekerja di tengah tantangan industri penerbangan yang terus berubah,” lanjut dia.
Penghargaan tersebut dipandang sebagai simbol bagaimana Vietnam memposisikan industri penerbangan sebagai infrastruktur strategis, bukan sekadar bisnis transportasi. Kepemimpinan di sektor ini dinilai berperan penting dalam menjaga konektivitas nasional dan daya saing ekonomi.
Dalam persaingan global yang ketat, teknologi menjadi faktor kunci bertahan. Transformasi digital dalam operasional, pemanfaatan data untuk efisiensi rute, serta penerapan sistem biometrik di bandara kini menjadi bagian dari strategi banyak maskapai.
Pengalaman selama pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa maskapai yang mampu beradaptasi dengan cepat memiliki daya tahan lebih baik. Pelajaran ini kini membentuk arah industri penerbangan, termasuk di Asia Tenggara, yang semakin menempatkan teknologi sebagai fondasi bisnis.
Di banyak negara, industri penerbangan kini dipandang sebagai kepentingan strategis nasional. Maskapai tidak hanya dinilai dari kinerja finansial, tetapi juga dari kontribusinya terhadap konektivitas wilayah, stabilitas ekonomi, dan citra negara di tingkat global.
Pengakuan negara terhadap pelaku industri, seperti yang terjadi di Vietnam, menegaskan pergeseran tersebut. Ke depan, persaingan industri penerbangan diperkirakan akan semakin ketat, dengan Asia Tenggara berada di pusat dinamika global. (jpg)














