TIDAK akan ada yang menyangka Aston Villa bisa menempati papan atas setelah matchweek kelima Premier League 2025—2026. Saat itu The Villans -julukan Aston Villa- hanya tim peringkat ke-18 dan belum meraih satu pun kemenangan.
Tiga bulan kemudian, situasi berubah drastis. Kemenangan 2-1 Aston Villa atas Chelsea dalammatchweek ke-18 di Stamford Bridge, London, kemarin (28/12) membuat tim asuhan Unai Emery itu hanya terpaut tiga poin (39-40) dari pemuncak klasemen Arsenal. John McGinn dkk yang menempati peringkat ketiga juga hanya berjarak satu poin (39-40) dengan peringkat kedua Manchester City.
Hasil tersebut tercatat sebagai kemenangan kesebelas beruntun Aston Villa di semua ajang. Streak itu menyamai rekor klub yang telah bertahan lebih dari satu abad, masing-masing pada September 1897 dan Maret 1914. Aston Villa yang semula berada di jurang degradasi kini justru bersaing dalam perebutan gelar Premier League.
Strategi tactician Aston Villa Unai Emery untuk memasukkan striker murni Ollie Watkins menggantikan Emiliano Buendia menit ke-58 di Stamford Bridge terbukti jitu. Watkins jadi penentu kemenangan Villa lewat dua gol menit ke-63 dan 84. Aston Villa mengawali laga dengan memainkan wide attacker Donyell Malen dan gelandang serang Morgan Rogers sebagai striker palsu (false nine).
Masuknya Watkins, bersama dengan wide attacker Jadon Sancho semenit kemudian memang sukses mengubah keadaan. “Dia (Emery) mengubah strategi karena Chelsea bermain man-to-man tetapi mereka punya bek tengah tambahan ketika kami bermain bola-bola panjang,” kata Watkins kepada Sky Sports.
“Ketika saya masuk di babak kedua, dia memasukkan Sancho dan bersama Morgan Rogers ada sayap serta menjadikan Youri Tielemans di posisi nomor 10. Jadi, kami memiliki pemain tambahan di sana. Dia genius dalam taktik,” sambung Walkins.
Bagi Watkins, dua gol itu juga jadi sinyal kebangkitan. Sebelum lawan Chelsea, penyerang 29 tahun itu baru mencetak tiga gol. “Saya tahu belum berada di level terbaik saya. Tetapi, gol-gol ini bisa menjadi titik balik,” tutur Walkins.
Termasuk lawan Chelsea, Aston Vila sudah lima kali menang laga tandang dalam keadaan tertinggal lebih dulu. Sepanjang sejarah Premier League, hanya Manchester United pada 2000—2001 yang menang comeback lebih banyak dalam laga tandang (sembilan kali).














