Posmetro Padang
Jumat, 26 Desember 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
Posmetro Padang
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
POSMETRO PADANG OPINI

Menangisi Runtuhnya ‘Tulang Punggung’ Peradaban: Ironi di Balik Rencana Pembongkaran Jembatan Anai

Oleh: Nofrins Napilus (Sekjen MPKAS - Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatra Barat)

Jefli Bridge
Kamis, 25 Desember 2025 | 14:45 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

Sumatera Barat tampaknya sedang bersiap untuk kembali berduka. Bukan sekadar duka karena bencana alam yang silih berganti menghantam bumi Minangkabau, melainkan duka akibat potensi hilangnya legacy sejarah yang tak ternilai harganya. Kabar mengenai rencana pembongkaran kaki Jembatan Kembar di Lembah Anai — sebagai respons atas musibah banjir tempo hari — adalah sebuah lonceng kematian bagi narasi besar perkeretaapian Sumatera Barat. Jika satu tiang dicabut, maka goyahlah seluruh bangunan. Ibarat Rumah Gadang, mencabut satu tiangnya adalah awal dari keruntuhan seluruh marwah sebuah rumah.

Dibangun pada akhir abad ke-19

Jembatan Kereta Api Anai, bagian dari jalur kereta api Lembah Anai di Sumatera Barat, dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada akhir abad ke-19, dioperasikan sekitar tahun 1892, dan merupakan bagian penting dari jalur pengangkutan batubara dari Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur (Emma Haven). Jalur dan jembatan ini terkenal karena dibangun di medan ekstrem tanpa alat berat modern, menjadikannya salah satu jalur kereta api tersulit di Sumatera Barat pada masanya.

Darah, Nyawa, dan Identitas yang Terlupakan, seringkali terlalu praktis dan teknis dalam memandang sebuah infrastruktur. Namun, Jembatan Tinggi Lembah Anai dan Jembatan Kembar Anai bukanlah sekadar tumpukan baja dan beton. Ia adalah monumen bisu dari tetesan keringat, darah, dan nyawa ribuan pendahulu kita yang dipaksa bekerja oleh kolonial Belanda demi sebuah ambisi kemajuan. Ketika jembatan ini berdiri tegak menantang curamnya tebing dan derasnya air terjun, ia menjadi saksi bisu bagaimana Sumatera Barat pernah menjadi pusat perhatian dunia.

Karya Novel Buya Hamka

Bukti bahwa begitu melekatnya dunia kereta api dengan keseharian masyarakat Sumbar, silahkan baca kembali karya-karya novel Buya Hamka yang selalu bercerita dan menggunakan transportasi kebanggaan waktu itu yaitu Kereta Api, yang lebih dikenal dengan Lokomotif nya yaitu Mak Itam alias Loko Uap.

Baca juga  Menumbuhkembangkan Karakter Melalui Ilmu Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Kereta api bagi Buya Hamka adalah bagian dari pengalaman mobilitas, baik untuk mencari ilmu maupun merasakan keindahan alam.

Di surau-surau di Ranah Minangkabau ini sering kita dengar nasihat para tokoh agama, “Berjalan lah engkau sesuai Rel yang sudah ditentukan. Karena Rel itu tidak pernah berbelok secara tiba-tiba…”. Saya gak tahu persis sejak kapan nasihat seperti ini mulai berkembang. Segitu dalamnya dunia kereta api ini di Sumbar meresap hingga menjadi nasehat sehari-hari. Yang jelas, saya tidak pernah dengar pemuka agama yang menasehati agar berjalan sesuai Jalan Raya. Walau jalan raya lebih dulu ada sebelum Rel Kereta Api.

Jika bertemu Tokoh-tokoh Senior Nasional asal Sumatera Barat, mereka bisa semalam suntuk akan bercerita nostalgia bagaimana dulu perjuangan hidupnya didukung oleh Kereta Api.

Warisan Dunia

Sumatera Barat dulu maju, dikenal, dan disegani karena eksistensi Railways (Kereta Api) terutama dari Sawahlunto ke Emma Haven atau Teluk Bayur. Kehadiran Lokomotif Uap yang membelah keindahan Tropical Rainforest Lembah Anai adalah simbol modernitas pada masanya. Hari ini, saat jembatan tersebut telah menyandang status sebagai World Heritage UNESCO, kita justru akan dihadapkan pada wacana pembongkaran. Sungguh sebuah ironi yang menyayat hati. Apakah kita adalah bangsa yang begitu pendek ingatan, hingga dengan mudahnya menghapus jejak perjuangan nenek moyang demi solusi jangka pendek?

Jembatan sebagai Ikon dan Harga Diri

Pada tahun 2007, saya dan teman-teman MPKAS sempat berjuang mencari sponsor hanya untuk melakukan painting ulang pada jembatan ini (termasuk beberapa gerbong kereta api) dengan warna Oranye. Setelah lapuk dan pudar, cat nya dikembalikan lagi oleh PT KAI ke warna perak. Tujuannya sederhana namun fundamental: agar jembatan ini tampil lebih “ngecring”, lebih cantik, dan yang paling penting, agar masyarakat tidak lupa. Saya ingin setiap orang yang melintas di Lembah Anai menoleh dan menyadari bahwa di sana ada sebuah Warisan Dunia yang sangat agung.

Baca juga  Basamo Mambangun Pariwisata Sumbar Madani Bersama Mahyeldi-Audy

Kita tidak boleh menutup mata bahwa jalur transportasi darat di Lembah Anai adalah main artery atau urat nadi perekonomian Sumatera Barat. Namun, menyelesaikan masalah banjir dengan mengorbankan jembatan bersejarah adalah logika yang sangat berbahaya. Membongkar jembatan ini sama saja dengan memutus mata rantai sejarah peradaban Minangkabau yang mendunia lewat jalur besi. Jika jembatan ini hilang, maka Kereta Api Sumatera Barat hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur dan catatan kusam di arsip UNESCO.

Logistik dan Efisiensi Angkutan Barang

Revitalisasi jembatan dan jalur ini bukan sekadar urusan romantisme sejarah atau pariwisata semata. Kita harus melihat visi yang lebih besar: efisiensi freight transport (angkutan barang). Kereta api adalah solusi logistik paling masuk akal untuk menghubungkan komoditas dari Pantai Barat menuju Pantai Timur Sumatera.

Dengan konektivitas jalur besi yang terintegrasi, beban kendaraan berat di jalan raya yang selama ini mempercepat kerusakan main artery Lembah Anai dapat dialihkan ke rel. Angkutan massal ini akan menurunkan biaya logistik secara signifikan, meningkatkan daya saing produk lokal, dan memperkuat posisi Sumatera Barat dalam rantai pasok Trans-Sumatera. Menghancurkan jembatan ini sama saja dengan menutup pintu bagi moda transportasi barang yang paling efisien dan ramah lingkungan di masa depan.

Jembatan KA sebagai Ikon Pariwisata

Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa jembatan-jembatan KA dimana saja, merupakan karya monumental. Konstruksi Sipilnya sangat luar biasa. Apalagi pada masa itu. Termasuk Jembatan-jembatan KA di Lembah Anai ini.

Laman 1 dari 2
12Next
Tags: Jembatan Lembah AnaiMpkasNofrins
ShareTweetShareSend

Baca Juga

Firdaus Firman

Sumbar Tidak Tertinggal Dibanding Provinsi Lain

Minggu, 16 November 2025 | 18:29 WIB
Untitled 1 e1763285246585

AAN NOFRIANDA: Stop Dekritikalisasi, Dorong Dukungan Terhadap Pembangunan serta Apresiasi Terhadap Upaya Pembangunan Daerah

Minggu, 16 November 2025 | 16:27 WIB
Foto: Annisatul Faricha

Dari Komunitas untuk Bumi: Inspirasi Gerakan Konservasi Lokal yang Mendunia

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:11 WIB

Larangan Riset Asing: Benarkah Pemerintah Indonesia Hambat Konservasi Satwa Liar?

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:03 WIB
Two Efly (Wartawan Ekonomi)

Berprestasi di saat Sulit

Minggu, 23 Januari 2022 | 16:13 WIB
Teddi Asfarilla

Perspektif Baru Public Relations Online

Kamis, 20 Mei 2021 | 11:24 WIB

BERITA POPULER

  • UPACARA— Pemko Bukittinggi gelar upacara untuk memperingati Hari Bela Negara ke-77 tahun 2025. Upacara dilaksanakan di halaman Balaikota, Jumat (19/12).

    Hari Bela Negara ke-77, Presiden sebut Bukittinggi Penyelamat Republik di Masa Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siap jadi Tuan Rumah Bersama, KONI Pessel Pantau Venue Porprov 2026

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalam Rentang Waktu 3 Tahun, PT TKA 5 kali Dilaporkan Atas Dugaan Pencemaran Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mutasi Besar Polri, Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolres di Sumbar Berganti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Welly Serahkan Alsintan ke Keltan, Kontribusi PDRB Pertanian Pasaman Capai 46,18 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

BERITA TERKINI

IMG 20251225 WA0004
BERITA UTAMA

Di Balik Lensa Bencana, Ketua Umum IJTI Pusat Ingatkan Jurnalis Sumbar Jaga Integritas

Kamis, 25 Desember 2025 | 17:28 WIB

WhatsApp Image 2025 12 25 at 12.04.43

10 Warga Binaan Rutan Padang Terima Remisi Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 17:08 WIB
Ilustrasi

Menangisi Runtuhnya ‘Tulang Punggung’ Peradaban: Ironi di Balik Rencana Pembongkaran Jembatan Anai

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:45 WIB
EVAKUASI MOTOR— Warga mengevakuasi sepeda motor yang terjun ke jurang di bawah jembatan Kayu Ngalau Ameh, Kampung Puluik-Puluik, Nagari Puluik-Puluik, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (22/12) siang.

Sepeda Motor Terjun ke Jurang, Dua Orang Luka Berat

Rabu, 24 Desember 2025 | 11:59 WIB
KONFERENSI PERS— BNNP Sumbar menggelar konferensi pers pengungkapan kasus yang dilakukan oleh BNNP Sumbar sepanjang tahun 2025, Selasa (23/12).

BNNP Sumbar Ungkap 14 Kasus Narkotika Sepanjang 2025, 37 Bandar dan Kurir Diringkus Pasaman masih Pintu Utama Masuk Ganja, Sabu dari Sumut dan Riau

Rabu, 24 Desember 2025 | 11:58 WIB

OPINI

Ilustrasi
OPINI

Menangisi Runtuhnya ‘Tulang Punggung’ Peradaban: Ironi di Balik Rencana Pembongkaran Jembatan Anai

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:45 WIB

Firdaus Firman

Sumbar Tidak Tertinggal Dibanding Provinsi Lain

Minggu, 16 November 2025 | 18:29 WIB
Untitled 1 e1763285246585

AAN NOFRIANDA: Stop Dekritikalisasi, Dorong Dukungan Terhadap Pembangunan serta Apresiasi Terhadap Upaya Pembangunan Daerah

Minggu, 16 November 2025 | 16:27 WIB
Foto: Annisatul Faricha

Dari Komunitas untuk Bumi: Inspirasi Gerakan Konservasi Lokal yang Mendunia

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:11 WIB

Larangan Riset Asing: Benarkah Pemerintah Indonesia Hambat Konservasi Satwa Liar?

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:03 WIB
  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
email: redaksi@posmetropadang.co.id

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025