Adapun dari Sumatera Barat, khususnya Bukittinggi, lahir PDRI yang menjadi penyelamat Republik Indonesia di masa paling genting. Ketika pusat pemerintahan diduduki musuh, pemerintahan Republik justru tetap hidup dari Ranah Minang.
“Tanpa keberanian para pemimpin dan rakyat di wilayah ini, sejarah Indonesia akan sangat berbeda dan peringatan Hari Bela Negara tidak akan memiliki makna seperti hari ini,” lanjut amanat tersebut.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menegaskan bahwa pada Desember 1948, Bukittinggi pernah menjadi ibu kota negara dalam situasi darurat. Ia menilai, tanpa keberadaan PDRI, keberlangsungan Republik Indonesia kala itu berada dalam ancaman serius.
Berangkat dari sejarah tersebut, Ramlan optimistis pengakuan Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan oleh Presiden Republik Indonesia dapat terwujud. Menurutnya, nilai-nilai perjuangan itu harus terus dijaga dan diwariskan melalui pembangunan kota yang dilandasi kebersamaan.
“Dengan sejarah tersebut, ini menjadi cita-cita kita bersama untuk menjadikan Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dan Kota Bendera Pusaka, yang hanya ada tiga di Indonesia. Dari kota kecil inilah, pada masa paling kritis perjalanan bangsa, Republik Indonesia mampu bertahan dan tetap berdiri,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas amanat yang dibacakan secara serentak di seluruh Indonesia, yang dinilainya menunjukkan pemahaman mendalam terhadap sejarah Bukittinggi.
“Saya merasa terharu karena sejarah perjuangan kota Bukittinggi kembali diangkat secara nasional dan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden sebagai kepala negara. Saya juga meminta Dinas Pendidikan memastikan anak-anak kita memahami sejarah ini, karena ini adalah warisan yang sangat berharga,” pungkasnya.
Usai upacara, Wali Kota Bukittinggi juga menyerahkan secara simbolis bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada BPBD Kota Bukittinggi. Bantuan tersebut meliputi satu unit mobil pick-up, trailer dapur lapangan beserta perlengkapan masak, water treatment, peralatan kebersihan, 100 paket hygiene kit, 200 lembar kasur lipat, 200 kantong makanan siap saji, serta 200 paket sembako. (pry)



















