Sementara itu Walikota Solok Ramadhani Kirana Putra mengatakan, Kota Solok hari ini telah mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari segi pembangunan maupun dalam pertumbuhan penduduk. Kondisi ini harus disikapi secara cerdas agar Kota Solok tetap menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali.
Ditengah tengah rasa prihatin atas bencana alam yang menimpa masyarakat Kota Solok, dia merasakan ada kebersamaan dalam mengahadapi cobaan itu. Untuk itu rasa kebersamaan antara masyarakat, pemerintah dan seluruh elemen yang ada harus tetap terjaga demi membangun Kota Solok kedepannya.
Hari Jadi Kota sejatinya sebagai pengingat agar generasi penerus menjadikan sejarah sebagai untaian peristiwa yang memiliki dinamika tersendiri. Rasa cinta dan memiliki Kota Solok menjadi alasan kuat menuju kota yang Berjuara (Berkah Maju dan sejahtera).
“Berkah itu didapat kalau semua masyarakatnya taat beragama dengan penanaman nilai moral yang tinggi,” ujarnya.
Searah dengan itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansarullah mengatakan, pentingnya penguatan pelayanan publik dan gotong royong sebagai karakter masyarakat Minangkabau. Ia mengingatkan agar pemerintah daerah terus berjalan seirama dengan ninik mamak, ulama, dan bundo kanduang.
Tantangan ini tidak hanya ditujukan bagi pemerintah daerah semata tapi juga bagi DPRD dalam membangun kolaborasi dalam pemerintahan.
“Semuanya tak akan bisa dicapai tanpa adanya sinergi dan kolaborasi yang terbangun harmonis selama ini.
Anggaran yang tidak memadai, membuat pemko Solok harus mencari opsi pembiayaan untuk memacu pembangunan daerah seperti investasi,” ujarnya.
Selain itu, Kota Solok juga telah mendeklarasikan diri sebagai kota serambi madinah. Untuk itu Kota Solok juga harus mampu mengimplementasikan nilai nilai moral dalam sendi kehidupan masyarakatnya dalam membangun Kota Solok ke arah yang lebih baik.
Mahyeldi optimistis Kota Solok mampu tampil sebagai daerah yang kuat secara sosial dan adat, sekaligus tangguh dalam melindungi generasi muda dari penyakit masyarakat.
Tokoh adat LKAAM Kota Solok, Rusli Khatib Sulaiman Malin Marajo, menegaskankemajuan Solok lahir dari hubungan erat antara pemimpin dan masyarakat. Menurutnya, kota ini berdiri bukan karena kelimpahan, tetapi karena kesediaan untuk saling menopang. (***)

















