“Kita doakan tidak ada satu pun pengurus yang hadir di sini terlibat atau mengalami kasus KDRT. Tujuan kita adalah agar peserta menjadi suluh di tengah masyarakat, menyampaikan materi ini kepada anggota organisasi dan lingkungan tempat tinggalnya,” ungkap Candra.
Dia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam memperhatikan tumbuh kembang dan pendidikan anak sesuai dengan fase usia. Ia mengingatkan bahwa persoalan sosial seperti stunting tidak semata-mata disebabkan faktor ekonomi.
“Stunting bukan hanya persoalan kaya atau miskin, tetapi soal pola asuh dan pola hidup di dalam keluarga. Lingkungan yang aman dan bebas kekerasan sangat menentukan kualitas generasi kita ke depan,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan sosialisasi ini tidak berhenti di tingkat kabupaten, namun diperluas jangkauannya hingga ke kecamatan dan nagari-nagari agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.
Sebagai narasumber, Paryono, S.Pd, Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Sumatera Barat, memaparkan berbagai bentuk KDRT, mekanisme pelaporan, serta layanan perlindungan yang dapat diakses korban. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendeteksi dini dan memutus mata rantai kekerasan.
Kegiatan ini diikuti oleh pengurus GOW Kabupaten Solok serta perwakilan organisasi perempuan yang tergabung dalam GOW. Melalui sosialisasi ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif bahwa pencegahan KDRT adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari keluarga, diperkuat oleh komunitas, dan didukung oleh negara. (vko)



















