“Terharu sekali, di tengah penghematan pemanfaatan BBM untuk genset, hadirnya PLTS ini sangat membantu pengungsi. Sehingga bisa melaksanakan aktivitas ibadah dan kegiatan membaca buku untuk anak-anak di malam hari dengan tenang. PLTS ini ibarat cahaya harapan di tenda pengungsian,” kata Billy.
Hingga dua pekan pascabanjir bandang, daerah Aceh Tamiang masih terisolir. Sebagian besar wilayah ini hanya mampu diakses dengan berjalan kaki, dan beberapa bisa dengan kendaraan roda dua.
Hal itu menyebabkan bantuan sulit menjangkau warga Aceh Tamiang. Tidak hanya makanan, listrik padam, dan air bersih pun juga sulit didapatkan.
Relawan Pertamina Peduli berupaya hadir di tengah Aceh Tamiang, memberikan pasokan BBM, LPG, bahkan kelistrikan dengan solar panel, hingga bantuan kesehatan, sanitasi dan air bersih, serta bantuan kebutuhan hidup lainnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan transformasi Pertamina yang berorientasi pada tata kelola, pelayanan publik, serta keberlanjutan usaha dan lingkungan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (jpg)

















