“Sifatnya baru pengusulan. Karena Pasaman termasuk salah satu daerah terdampak bencana, maka usulan itu bisa disampaikan ke BNPB, apalagi kita sebelumnya juga sudah menetapkan status tanggap darurat bencana,” tutur Kabid Kedaruratan BPBD Pasaman, Desrianti, yang turut mendampingi Bupati.
Menurut Desrianti, kewenangan Batang pakau ini berada di pemerintah provinsi. Anggaran normalisinya jika dilakukan membutuhkan miliaran rupiah.
Karena itu, ia mengapresiasi inisiatif cepat Bupati Welly Suhery. “Dengan keterbatasan anggaran daerah, kepedulian ini menjadi angin segar bagi masyarakat yang dihantui dampak bencana,” ujarnya.
Ia menambahkan, yang patut dicatat, seluruh biaya operasional alat berat untuk penanganan awal ini ditanggung secara pribadi oleh Bupati Pasaman dan jelas tentu tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sebelumnya, pada Rabu (10/12), Bupati telah meninjau langsung lokasi terdampak abrasi yang juga merusak bahu jalan. Kehadirannya disambut positif oleh masyarakat dan perangkat nagari.
Wali Nagari Durian Tinggi, Hendra Gunawan, menyampaikan apresiasi atas respon Bupati Welly. “Kami sangat berterima kasih atas respons cepat Pak Bupati dan langsung menerjunkan alat. Ini sangat berarti bagi masyarakat Durian Tinggi,” ungkap Hendra.
Kepala Jorong Tampang, Rossy, merasa bersyukut dengan turunnya alat berat di Batang Pakau.
“Alhamdulillah, ini sangat membantu warga. Jika hujan kami sangat khawatir sungai meluap. Sebelumnya akibat curah hujan tinggi sungai ini meluap karena itulah tebing yang ada diseberang runtuh,” ujar Rossy.
Ia berharap nantinya ada penanganan jangka panjang untuk Sungai Batang Pakau.(ped/rel)




















