Tim gabungan terus berupaya menemukan kedua korban agar kejadian ini mendapatkan kejelasan bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Sementara itu, satu warga lain yang hilang yakni Mahdalena (60 Tahun). Warga RT 03/RW 04 Kampuang Apar, Kelurahan Kota Panjang, Kecamatan Koto Tangah itu diduga hanyut terbawa arus sungai.
Hendri menjelaskan, pencarian dua warga yang hilang itu melibatkan banyak pihak. Seperti BPBD, TNI/Polri, Satpol PP, dan lainnya. Pencarian dilakukan selama masa tanggap darurat bencana kedua diberlakukan.
“Pencarian kita lakukan hingga masa tanggap darurat berakhir pada 15 Desember depan,” terangnya.
Siska Kehilangan Suami dan Anak
Sementara itu, Siska yang kehilangan suami anaknya saat banjir bandang lalu, mendapat pendampingan dari Pemko Padang. Pendampingan yang dilakukan seperti pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis 5dari Puskesmas. Selain itu juga pendampingan lanjutan terhadap psikis Siska.
“Sampai sejauh ini bu Siska masih berkomunikasi secara terbuka dengan siapa saja, bercerita dan juga menyampaikan secara jelas histori banjir tempo lalu. Bu Siska juga bersedia untuk dilakukan pendampingan,” ungkap Staf Ahli Bidang Pemasyarakatan dan SDM, dr Feri Mulyani Hamid bersama tim dari DP3AP2KB Padang.
Usai kejadian banjir lalu, Siska memilih pindah untuk sementara ke rumah saudaranya di Kampung Jua, Lubuk Begalung. Siska kehilangan suaminya, Roni dan anak perempuannya Cayda. Hingga kini Pemko Padang terus berupaya mencari keberadaan korban sejauh radius dua kilometer dari rumah korban. (ren)



















