PDG.PARIAMAN, METRO – Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan, visi pembangunan kesehatan sampai tahun 2025 adalah “Indonesia Sehat 2025”, yaitu keadaan masa depan masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat.
”Serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil, merata, dan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,” kata Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur saat Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit HIV -AIDS tingkat Kabupaten Padangpariaman, kemarin.
Katanya, untuk mencegah penularan penyakit HIV-AIDS Pemkab Padangpariaman telah melaksanakan upaya pencegahan HIV-AIDS melalui penyuluhan dan sosialisasi serta melaksanakan kegiatan gerakan nikah sehat ( GERNIS) tahun 2018 sudah diperiksa sebanyak 5258 orang dilakukan skrining) deteksi dini pada pasien TBC,ibu hamil dan calon penganten.
Jadi katanya, dalam mewujudkan visi dan misi tersebut semua pihak dihadapkan pada berbagai masalah dan persoalan bangsa, terutama di bidang kesehatan. Selain menghadapi transisi demografi,juga dihadapkan pada transisi epidemiologi penyakit. “Artinya, disatu sisi kita masih dihadapkan pada masalah tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new-emerging).
Mencermati situasi tersebut, kita perlu mewaspadai beberapa penyakit infeksi, terutama yang bersifat “new emerging diseases”, seperti HIV-AIDS, avian influenza (AI), maupun penyakit infeksi lain yang bersifat “re-emerging diseases”, seperti TBC, kusta, Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, termasuk penyakit kaki gajah (filariasis),” ungkapnya.
Kemudian katanya, penyakit HIV-AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Sampai detik ini penyakit HIV-AIDS belum ada obatnya. 60 % penderita HIV-AIDS akan menderita penyakit TBC karena virus HIV ini menyerang sitem kekebalan tubuh penderita. TBC merupakan penyebab utama kematian pada orang dengan HIV-AIDS atau yang disebut ODHA (40 % kematian ODHA terkait dengan TBC).
Apalagi katanya, data penemuan HIV-AIDS di Sumatera Barat dari tahun 2002 sampai dengan 2017 HIV sebanyak 1.685 orang dan AIDS sebanyak 1.841 orang. Dan penemuan HIV-AIDS tahun 2018 dinkes propinsi sumatera barat sebanyak 347 orang.
Jumlah penemuan kasus TB-HIV dari bulan tahun 2018 di Dinas Kesehatan Kabupaten Padangpariaman sebanyak 4 orang dan jumlah penemuan kasus baru TBC sebanyak 730 orang. Jumlah penemuan kasus HIV-AIDS tahun 2018 sebanyak 43 orang. Dari 43 orang yang tertular HIV-AIDS tersebut, penyebab atau faktor resiko yang paling tinggi adalah hubungan sek laki-laki sek laki-laki (LSL) sebanyak 21 orang, sek bebas sebanyak 10 orang, pasangan positif hiv sebanyak 8 orang dan bisek sebanyak 4 orang.
“Ini sangat singnifikan sekali karena pada tahun 2017 penemuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman ditemukan sebanyak 28 orang. Dan bulan januari sampai dengan Maret 2019 ini saja sudah ditemukan sebanyak 34 orang penderita HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman,” ujarnya.
Untuk mencegah penularan penyakit HIV-AIDS di Kabupaten Padangpariaman lanjutnya, Pemkab Padangpariaman sudah melaksanakan upaya pencegahan HIV-AIDS melalui penyuluhan dan sosialisasi serta melaksanakan kegiatan GERNIS PAPA (Gerakan Nikah Sehat Padangpariaman).
Pada tahun 2018 sudah diperiksa sebanyak 5.258 orang dilakukan skrining/deteksi dini pada pasien TBC, ibu hamil dan calon pengantin. “Khusus calon pengantin sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 1.378 orang dan ditemukan HIV positif sebanyak 1 orang, shypilis sebanyak 2 orang, hepatitis sebanyak 4 orang dan positif hamil sebanyak 10 orang,” tandasnya.
Untuk itu katanya, diharapkan kepada pihak agar dapat melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular di Kabupaten Padangpariaman semoga daerah terbebas dari penularan penyakit menular. (efa)