PADANG, METRO –Apical, salah satu perusahaan pengelola, distribusi, dan eksportir produk turunan minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia dan dunia, terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan industri. Terbaru, perusahaan tersebut memperkenalkan inovasi batik yang menggunakan HPS (Hydrogenated Palm Stearin) sebagai bahan baku malam batik dalam sebuah workshop “Malam Sawit” yang digelar pada Selasa (9/12) di Padangsche Spaarbank, Jl. Batang Arau, Padang.
HPS merupakan produk turunan sawit yang menjadi alternatif ramah lingkungan menggantikan lilin parafin berbasis minyak bumi yang selama ini umum digunakan dalam produksi batik.
Head of Corporate Communications Apical, Prama Yudha Amdan, menjelaskan bahwa penggunaan HPS membawa manfaat besar bagi industri batik.
“Penggunaan HPS sebagai malam batik tidak hanya memberikan efisiensi energi, tetapi juga mendukung praktik berkelanjutan. Dengan titik leleh lebih rendah, HPS dapat mengurangi penggunaan energi hingga 50% sehingga proses produksi batik menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Selain ramah lingkungan, HPS juga meningkatkan kualitas batik. Menurut Prama Yudha, bahan ini mampu memperkuat tekstur kain dan ketajaman warna sehingga pembatik dapat menghasilkan corak yang lebih detail dan hidup.
Inovasi ini telah diterapkan oleh komunitas pembatik di Laweyan, Solo, sejak 2021. Saat ini, sekitar 40 pengusaha batik Laweyan telah beralih ke malam berbasis sawit, diproduksi dengan standar keberlanjutan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
“Harapan kami, semakin banyak pembatik di berbagai daerah termasuk Padang yang dapat memanfaatkan malam batik berbasis sawit,” tambahnya.
















