Untuk memperlancar proses evakuasi, akses menuju lokasi akhirnya ditutup dan situasi kini mulai terkendali.
Curah hujan yang cukup tinggi sejak 8–9 Desember 2025 turut menjadi perhatian tim gabungan. Pencarian dan pembersihan material langsung dihentikan setiap kali hujan mulai turun demi keamanan seluruh personel.
“Begitu hujan turun, seluruh kegiatan dihentikan karena risiko banjir bandang susulan sangat tinggi,” tegas Muari.
Hingga kini jumlah alat berat dianggap sudah memadai, namun kebutuhan armada pengangkut material masih kurang. Dari kebutuhan total, baru 20 unit mobil dump truk beroperasi, dan semuanya masih terfokus di Nagari Salareh Aia. Sementara itu, Nagari Salareh Aia Timur belum mendapatkan dukungan kendaraan. (pry)
















