Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Polri, Kombes Pol dr Wahyu Idayati, mengungkapkan bahwa tim tidak hanya mengandalkan hasil tes DNA untuk mengidentifikasi sisa jenazah yang identitasnya belum diketahui.
“Kami masih berjuang mengumpulkan data antemortem dari keluarga, termasuk ciri-ciri medis, gigi, tato, hingga tanda khusus pada tubuh,” kata Kombes Pol dr Wahyu.
Kombes Pol dr Wahyu menyebutkan, pengiriman sampel DNA sudah dilakukan tiga kali dan pengiriman terakhir pada Senin pagi meliputi lima sampel dari jenazah dan 11 sampel dari pihak keluarga.
“Misalnya kemarin kami menemukan jenazah dengan keloid, bekas luka di telapak kaki, itu sangat membantu,” kata dr. Wahyu.
Menurutnya, Tim DVI juga secara aktif mencocokkan barang-barang yang ditemukan pada jenazah, seperti anting, gelang, kalung, dan pakaian, untuk disebar informasinya ke pihak keluarga guna mempermudah proses identifikasi.
“Kami kemarin juga sebarkan informasi tentang anting, gelang, kalung, pakaian, semua yang kami temukan, ke keluarga. Mudah-mudahan ada kecocokan,” pungkasnya.
Di sisi lain, pelayanan kesehatan bagi para pengungsi terus digencarkan, didukung oleh tenaga kesehatan bantuan dari Polda Riau, Lampung, Bengkulu, dan Pusdokkes Polri. (rgr)













